Rabu, 02 Januari 2013

LAPORAN LENGKAP ANTI FERTILITAS



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Dengan penambahan penduduk dunia kira-kira 90 juta pertahun, diperkirakan bahwa pada tahun 2010 populasi dunia akan mencapai angka 7.115 juta manusia dan Indonesia akan mengambil bagian sebanyak 2.388 juta (population reports, May 1992).
Teori Malthus (1766-1834 Essay On population) mengatakan bahwa “ Reproduksi manusia cenderung merupakan deret unsure, sedangkan pasokan bahan pangan hanya tumbuh sesuai deret  hitung .
Keluarga berencana merupakan suatu cara efektif untuk antara lain mencegah motilitas ibu dan anak dengan menghindari kelahiran yang tidak dinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan mengatur jarak kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Program Keluarga berencana Nasional (KB) di Indonesia, yang telah dirintis sejak tahun 1968 (LKKBN). Bertujuan untuk meningkatan kesejahteraan  ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk. Penyelenggaraannya ditempuh oleh Pemerintah (BKKBN) maupun unsure-unsur non pemerintah, seperti organisasi profesi dan istitusi penunjang program KB.
Metode antikonsepsi yang ideal untuk digunakan secara missal sampai saat ini belum ada hendaknya harus memenuhi syarat sebagai berikut. Pertama-tama harus efektif, dapat dipercaya, tanpa resiko gagal dan tanpa efek samping buruk, tidak mempengaruhi senggama mudah menggunakan dan mendapatkannya, serta harga relative murah . (Tjay dan Raharja, 2007).
B.    MAKSUD PERCOBAAN
Untuk mengetahui efek dan toksikologi dari obat-obat antifertilitas yang digunakan secara oral berdasarkan jumlah fetus dan peningkatan berat badan hewan coba mencit (Mus musculus).
C.    TUJUAN PERCOBAAN
Untuk melihat, mengamati serta menetukan jumlah fetus dan peningkatan berat badan hewan uji mencit (Mus musculus) setelah pemberian sediaan obat mikroginon, Andalan, jus nenas,  dan Na. CMC  1% sebagai control.
D.    PRINSIP PERCOBAAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, penetuan senyawa obat mikroginon, andalan dan jus nenas sebagai obat infertilitas serta Na. CMC 1%  sebagai control negative berdasarkan jumlah fetus dan peningkatan berat  badan pada hewan uji mencit (Mus musculus) setelah digabung selama 7 hari dengan mencit dan dilakukan pembedahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    TEORI RINGKAS
Fertilisasi adalah pembentukan gamet yaitu perpaduan spermatozoa dari system reproduksi pria dengan ovum (sel telur) dari sistem reproduksi wanita (Anonim, 2010)
Pembentukan gamet diatur oleh hormone follicle stimulating hormone (FSH) dari kelenjar hipofisis arterior, dimana hormone ini menstimulasi pembentukan sperma dan testosterone disekresi oleh testis bila dirangsang oleh leternizing hormone (LH) dari kelenjar yang sama menstimulasi terjadinya pematangan sperma. Dibawah pengaruh dan hipofisis, ovarium mulai membentuk hormone estrogen dan progesterone yang berperan dalam organ reproduksi primer atau sekunder wanita dan efek dan efek kontrasepsi, progesterone bertugas mencegah pembuahan berikutnya selama masa hamil (anonim, 2010)
Kontrasepsi adalah tindakan untuk mencegah konsepsi atau mencegah kehamilan. Dikenal sebagai cara yang dapat mencegah konsepsi, antara lain penggunaan kondom pada pria atau alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR,IUD= Intra Uterine Devises), tindakan operasi sterilisasi (Tubektomi wanita dan vasektomi untuk pria), atau penggunaan kontrasepsi hormonal (Gunawan, 2007)
Tujuan kontrasepsi antara lain yaitu untuk menunda kehamilan, menjarangkan kelahiran, dan mengakhiri kesuburan (Tidak ingin hamil lagi. Secara garis besarnya dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yakni:
a.     Kontrasepsi Permanen
Kontrasepsi permanen disebut juga dengan kontrasepsi yang menetap atau tidak dapat irreversible  (tidak dapat kembali kebentuk semula). Pada wanita dikenal dengan tubektomi, yakni pemotongan saluran tuba fallopi (oviduk), kadang-kadang juga dapat dilakukan dengan mengikat oviduk sehingga ovum tidak dapat lewat dan menghalangi pertemuannya dengan sperma yang ada pada akhirnya tidak terjadinya proses fertilisasi. Pada pria, kontrasepsi dapat dilakukan dengan pemotongan saluran sperma pada vas deferens, sehingga apabila terjadi pengeluaran sperma akan tidak dapat keluar sperma, karena terhambat pada vas deferens. (Anonim, 2010),
b.     Kontrasepsi bersifat tidak permanen
Kontrasepsi non permanen yang disebut dengan kontrsepsi tidak tetap (irreversible). Ada beberapa metode yang termasuk dalam cara ini antara lain:
1.     Kontrasepsi hormonal yang bertujuan menghalangi terjadinya ovulasi
a.     Suntikan
Dilakukan dengan menyuntik wanita subur dengan hormone 3 bulan sekali, yang dapat mencegah terjadinya ovulasi.
b.     Susuk atau Implant
Diletakkan dibawah kulit lengan, yang pada waktunya akan mencegah terjadinya ovulasi
c.     Pil KB
Pil ini mengandung hormone estrogen dan progesterone yang diminum menurut kalender yang telah ditetapkan kapan harus meminumnya.
Estrogen berfungsi sebagai:
1.     Pertumbuhan dan perkembangan organ wanita
2.     Perkembangan tanda-tanda seksual sekunder pubertas
3.     Mempengaruhi siklus haid
4.     Membuat kelenjar vagina dan serviks menjadi lebih cair dan serviks menjadi lebih cair dan berjumlah banyak.
Derivatnya         : Estradiol, Estrone, Estrol, Mestranol
Sintetiknya        : Ethynil Estradiol, Dietilstil bestrol
Progestin berfungsi sebagai:
1.     Untuk mempersiapkan saluran genital wanita terhadap penerimaan dan pematangan ovum yang telah dibuahi
2.     Mempertahankan kehamilan
Derivat sintetiknya :Hidroksiprogeston, medroksi progesterone, noretindion
Natural: Norgestrel (anonim, 2010)
Ada beberapa bentuk pil antihamil yang masing berbeda baik isi, dosis maupun penggunaanya:
1.     PiL kombinasi
Terdiri dari estrogen dan progesterone, ada beberapa bentuk antara lain:
a.     Pil moonofasis (mycroginon,gynera,Yasmin)
Berisi dua hormone dalam dosis tetap
b.     Pil bifasis (binordiol)
Teridiri dari dua jenis tablet dengan susunan hormonal yang berlainan.
c.     Pil trifasis (trinordiol dan triquilar)
Terdiri dari tiga jenis otablet dengan perbandingan antara komponennya berbeda tergantung dari fase siklus.
2.     Pil mini
Hanya berisi progestagennya linestrenol 500 mg atau sogestreln 7 mg.
3.     Pil acne (diare)
Pil kombinasi yang mengandung progestagin siproteron dengan efek anti androgen
4.     Pil melatonin
Mengandung hormone alamiah dari epiphysis, yang berdaya anti gonadotiap dan merintangi ovulasi. (Tjay dan Raharja, 2007).
2.     Kontrasepsi tanpa alat
a.     Memperpanjang masa menyusui.
b.     Pantang berkala atau system kalender, dikeluarkan dengan menahan atau tidak mengeluarkan hubungan coitus pada masa subur.
c.     Senggama terputus. Pada waktu sperma akan keluar tidak dibiarkan masuk ke uterus dibuang keluar uterus (luar tubuh)
3.     Kontrasepsi secara mekanik
Kondom atau karet KB, dipasang pada penis pria sebelum melakukan hubungan badan. Kondom menahan sperma dibagian ujungnya yang mengandung spermasid.
4.     Dengan bahan spermasid
Jelly, tablet busa dan spons, bahan ini mengandung antispermasida yang dimasukkan ke vagina.
5.     Kontrasepsi IUD (Intra Uterin Device)
Dikenal sebagai spiral yang dipasang dalam uterus wanita. (anonym, 2010).
Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil dalam satu tahun setelah secara teratur menjalani hubungan intim yanpa kontrasepsi. Adapun factor-faktor yang menyebabkan infertilitas.
a.     Pada wanita
1.     Gangguan organ reproduksi
2.     Gangguan ovulasi
3.     Kegagalan implantasi
4.     Endometriosis
5.     Abrasi genetic
6.     Factor imunologis
7.     Lingkungan
b.     Pada pria
1.     Abnormalitas sperma
2.     Abnormalitas ejakulasi
3.     Abnormalitas ereksi
4.     Abnormalitas cairan semen
5.     Infeksi pada saluran genital
6.     Lingkungan
7.     Abrasi genetic
(Anonim, 2010).

C.    URAIAN BAHAN
1.     Aquadest (FI Edisi III, hal 96)
Nama Resmi           : AQUA DESTILLATA
Nama Lain              :  Air suling.
Rumus Kimia          : H2O
Berat Molekul          : 18,02
Pemerian                : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan          : Dalam wadah tertutup rapat.
2.     Etinil ekstradiol (FI Edisi III, hal 67)
Nama Resmi           : AETHINYLOESESTRADIOLUM
Rumus Kimia          : C20H24O2
Berat Molekul          : 296,41
Pemerian                : Serbuk hablur, putih sampai putih gading, tidak  berbau.
Kelarutan                : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol (95%) P, dalam kloroform P, dalam Eter P, dalam minyak nabati dan dalam alkali hidroksida.
Penyimpanan          : Dalam wadah bukan logam, tertutup rapat
terlindung dari cahaya.
Kegunaan               : Estrogenum.
3.     Levonorgestrel (FI Edisi III, hal 494)
Nama Resmi           : LEVONORGESTRELUM
Nama Lain              : Levonorgestrel
Rumus Kimia          : C21H20O2
Berat Molekul          : 312,45
Pemerian                : Serbuk putih atau praktis putih, tidak berbau.
Kelarutan                : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam
kloroform, sukar larut dalam etanol.
Penyimpanan          : Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya.
4.     Na. CMC  (FI Edisi III, hal 401)
Nama resmi            : NATII CARBOXYMETHYLCELLULOSUM
Nama lain               : Natrium karboksimetilselulosa
Pemerian                : Serbuk atau butiran putih kuning gading tidak               berbau atau hampir tidak berbau higroskopik.
Kelarutan                : Mudah mendispersi dalam air, membentuk    
suspensi koloidal, tidak larut dalam etanol (95 %) P, dalam eter P dan dalam pelarut organik.
Penyimpanan          : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan               : Zat tambahan.


D.    URAIAN TANAMAN
1.     Klasifikasi Nanas (Ananas comosus L. Merr)
Kingdom                 : Plantae
Divisio                     : Magnoliophyta
Class                      : Liliopsida
Ordo                       : Bromelialis
Family                    : Bromeliaceae
Genus                    : Ananas
Spesies                  : Ananas comosus L. Merr
2.     Morfologi Nanas (Ananas comosus L. Merr)
Ananas comosus L. Merr. Adalah sejenis tumbuhan tropis yang berasal dari Brazil, Bolivia, dan Paraguay. Tumbuhan ini termasuk dalam familia nanas-nanasan (family Bromeliaceae). Perawakan (habitus) tumbuhannya rendah, herba (menahun) dengan 30 atau lebih daun yang panjang, berujung tajam, tersusun dalam bentuk roset megelilingi batang yang tebal. Burung penghisap madu merupakan penyerbuk alamiah dari buah ini, meskipun berbagai serangga juga memiliki peran yang sama. Buah nanas sebagaimana yang dijual orang bukanlah buah sejati, melainkan gabungan buah-buah sejati yang dalam perkembangannya tergabung bersama-sama dengan tongkol bunga majemuk menjadi satu  buah besar. Nanas yang dibudidayakan orang sudah kehilangan kemampuan memperbanyak secara seksual, namun ia mengembangkan tanaman muda (bagian ‘mahkota’ buah) yang merupakan sarana perbanyakan secara vegetatif. (Anonim, 2009)
3.     Kandungan kimia
Nanas adalah buah tropis dengan daging buah berwarna kuning memiliki kandungan air 90% dan kaya akan kalsium, kalium, iodium, sulfur, dan khlor. Selain itu juga kaya asam, biotin, vitamin B12, vitamin E, serta enzim bromelin.
Di samping itu, buah nanas mengandung gizi cukup tinggi dan lengkap. Buah nanas mengandung enzim bromelin (enzim protease yang dapat menghidrolisa protein, protease, dan peptina), sehingga dapat digunakan untuk melunakkan daging. Enzim ini sering pula dimanfaatkan sebagai alat kontrasepsi keluarga berencana.
4.     Khasiat nanas (Ananas comosus L. Merr)
Mengatasi batuk rejan, batuk berdahak, bronchitis akut dan kronik, flu, TBC kelenjar, muntah darah, mimisan, disentri basiler, dan buang air besar berdarah.
Beberapa penyakit yang disembuhkan dengan buah nanas (Ananas comosus L. Merr) :
a.     Air perasan (jus) nanas: cacingan, radang tenggorokan, beri-beri, menurunkan berat badan, dan masalah pencernaan.
b.     Untuk luka bakar, gatal, dan bisul, peradangan kulit, ketombe, dan sembelit dapat diobati dengan infus daun nanas.(Anonim, 2009)




















E.    URAIAN OBAT
1.     Andalan (Harsen, 2007)
Komposisi                : Pil KB Andalan berbentuk kemasan untuk
dikonsumsi selama 28 hari. Terdiri dari 21 tablet pil berwarna kuning yang setiap tabletnya mengandung 0.15 mg Levonorgestrel (hormon Progestin) dan 0.03 mg Etinilestradiol (hormon Estrogen) dan 7 tablet salut gula berwarna putih yang tidak mengandung hormon.
Indikasi                   : Biasanya, bila Andalan diminum sesuai petunjuk,  sel-sel telur dicegah pematangannya sehingga tidak sampai pada keadaan di mana mereka dapat dibuahi. Tambahan lagi, lendir leher rahim tetap kental sehingga seperma pria sukar untuk naik. Lebih dari itu, lapisan endometrium tidak dipersiapkan untuk nidasi dari sel telur yang sudah dibuahi. Karena itu Andalan memberikan perlindungan berganda terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan.
kontra indikasi         : Kehamilan, gangguan fungsi hati yang hebat, penyakit kuning atau rasa gatal-gatal yang terus menerus selama kehamilan sebelumnya, sindroma Dubin – Johnson, sindroma Rotor, pernah atau sedang mengalami proses troboembolik di arteri-arteri atau vena-vena dan keadaan dimana ada kecendrungan ke arah penyakit-penyakit tersebut (misalnya gangguan sistem pembekuan darah dengan kecendrungan menuju trobosis penyakit-penyakit jantng tertentu), anemia sickle cell, adanya kanker payudara atau endometrium yang masih diderita atau sedang diobati, diabetes berat disertai perubahan vaskular, gangguan metabolisme lemak, riwayat adanya herpes pada waktu hamil, otosklerosis yang memburuk selama kehamilan.
Kemasan                 : 1 box = 2 blister @ 28 tablet salut gula
Dipasarkan oleh       : DKT Indonesia







2.     Mycroginon (Bayer Schering Pharma, 2008)
Komposisi               : 21 tablet masing-masing mengandung 0,15 mg  levonorgestrel dan 0,03 mg etinilestradiol serta 7 tablet placebo
Cara kerja obat       : Efek kontrasepsi KOK (kontrasepsi oral
kombinasi) didasarkan atas interaksi beberapa faktor yang terpenting diantaranya terlihat sebagai inhibisi ovulasi dan perubahan-perubahan sekresi leher rahim. Di samping sebagai perlindungan terhadap kehamilan, KOK mempunyai beberapa sifat positif, di samping efek-efek negatif (lihat peringatan, efek samping), yang berguna dalam menentukan metoda control kelahiran. Siklus menjadi lebih teratur dan menstruasi tidak terlalu nyeri dan perdarahan menjadi sedikit. Hal terakhir ini menyebabkan penurunan terjadinyan kekurangan zat besi. Di samping itu, terdapat bukti penurunan resiko kanker rahim dan kanker indung telur. Terlebih lagi, KOK dengan dosis yang lebih tinggi (0,05 mg etinilestradiol), menunjukka penurunan terjadinya kista ovarium, penyakit radang panggul, tumor jinak pada payudara, dan kehamilan ektopik.
Indikasi                   : Kontrasepsi oral
Efek samping          : Pada wanita yang sensitif, penggunaan
mycroginon kadang-kadang dapat menimbulkan kloasma yang semakin parah apabila terkena sinar matahari. Wanita ini harus menghindari paparan sinar matahari yang terlalu lama.
Kontra indikasi        : Kontrasepsi oral kombinasi (KOK) tidak boleh digunakan jika terdapat salah satu dari keadaan yang tercantum di bawah ini. Jika salah satu dari keadaan tersebut terjadi untuk pertama kali sewaktu pemakaian KOK, pemakaiannya harus dihentikan.
Peringatan              : Jika terdapat salah satu dari faktor resiko/
keadaan yang tersebut di bawah ini, manfaat pemakaian KOK haruslah di ukur terhadap kemungkinan resiko bagi setiap individu wanita dan dibicarakan dengan wanita tersebut sebelum dia memutuskan untuk mulai menggunakannya. Dalam hal bertambahya, memburuknya atau kemunculan pertama salah satu dari kondisi atau faktor resiko, wanita pemakai harus menghubungi dokternya. Dokter selanjutnya harus memutuskan apakah pemakaiannya harus dihentikan.


















F.    URAIAN HEWAN UJI
1.     Klasifikasi Mencit (Mus musculus)
Kingdom                 : Animalia
Phylum                   : Chordata
Class                      : Mamalia
Ordo                       : Rodentia
Family                    : Muridae
Genus                    : Mus
Spesies                  : Mus musculus
2.     Morfologi mencit
Mencit (Mus musculus) adalah hewan pengerat (Rodentia) yang cepat berbiak, mudah dipelihara dalam jumlah yang banyak, variasi genetiknya cukunyap besar serta sifat anatomis dan fisiologinya terkarakteristik dengan baik.
Mencit bila diperlakukan dengan halus akan mudah dikendalikan sebaliknya bila diperlakukan kasar mereka akan agresif, dan menggigit. Bila pejantan baru dicampur kedalam kelompok yang sudah stabil susunan hiersarchinya mereka akan berkelahi untuk menentukan pimpinan kelompok tersebut mencit betina yang sedang menyusui anak-anak mempertahankan serangnya bila anak dipegang dengan tangan kotor induknya akan menggigit atau memakan anak.(Malole, 1989)
3.     Karakteristik
Berat badan                      : Jantan 20-40 gram, Betina 25-40 gram
Berat lahir                         : 0,5-1,5 gram
Luar permukaan tubuh      : 20 gram/36 cm
Temperature suhu             : 36,5-38 ͦ C 
Jumlah diploid                   : 40
Harapan hidup                  : 1,5-3,0
Komsumsi makanan          : 15 g/100 g/hari
Komsumsi                         : 15 ml/100 g/hari
Mulai dikawinkan               : Jantan 50 hari, Betina 50-60 hari
Siklus birahi                      : 4-5 hari
Lama kebuntingan             : 19-21 hari
Estrum postpartum            : Fertile
Jumlah anak perlahir         : 10-12
Umur sapih                       : 21-28 hari
Waktu pemeliharaan          : 7-9 bulan/6-10 liter
Produksi anak                   : 8/bulan
Jumlah pernapasan           : 94-163/menit
Komposisi air susu            : lemak 12,1%
Protein 9,0%
Laktosa 3,2%
Detak jantung                   : 335,780/menit
Volume darah                   : 113-147/81-106 mmHg
Tekanan darah                  : 76-80 mg/kg
Butir darah merah             : 7,0-12,5 x 106 mm3
Hematokrit                        : 39-49 %
Demoglobin                       : 10,2-16,6 mg/dl
Butir darah putih                : 6-5 x 10-3 / mm3
-      Neutropil                       :10-40%
-      Lymphosit                     : 55-95%
-      Eusinophil                     : 0-4%
-      Monosit                         : 0,1-3,5%
-      Basophil                        : 0-0,3% (Anonim, 2007)









BAB III
METODE KERJA
A.    ALAT DAN BAHAN
1.     Alat yang digunakan
a.     Batang pengaduk
b.     Blender
c.     Botol 100 ml
d.     Erlenmeyer
e.     Gabus
f.      Gelas kimia
g.     Jarum pentul
h.     Kandang hewan uji
i.       Kertas perkamen
j.       Labu ukur
k.     Lumpang
l.       Penangas air
m.   Pipet tetes
n.     Pisau bedah
o.     Sendok tanduk
p.     Spoit oral
q.     Stamper
r.      Stopwatch
s.     Timbangan analitik
t.      Timbangan digital
2.     Bahan yang digunakan
a.     Aquadest
b.     Jus nanas muda 10% b/v
c.     Mencit (Mus musculus)
d.     Suspensi Andalan
e.     Suspensi Mycroginon
f.      Suspensi Na.CMC 1% b/v
B.    CARA KERJA
1.     Pembuatan suspensi Na.CMC 1%
a.     Disiapkan alat dan bahan
b.     Ditimbang Na.CMC sebanyak 6 gram disuspensikan dalam 600 mll air panas lalu diaduk sampai homogen
c.     Suspensi diberi etiket dan siap digunakan
2.     Pembuatan suspensi obat Andalan
a.     Disiapkan alat dan bahan
b.     Ditimbang serbuk tablet Andalan sebanyak 77,3 mg.
c.     Diukur sebanyak 250 ml suspensi Na.CMC 1% b/v dengan menggunakan labu ukur.
d.     Dimasukkan sedikit demi sedikit obat yang telah ditimbang dan dikocok hingga homogen.
e.     Dimasukkan dalam wadah dan diberi etiket.
3.     Pembuatan suspensi obat Mycroginon
a.     Disiapkan alat dan bahan
b.     Ditimbang serbuk tablet Mycroginon sebanyak 96,6 mg.
c.     Diukur sebanyak 250 ml suspensi Na.CMC 1% b/v dengan menggunakan labu ukur.
d.     Dimasukkan sedikit demi sedikit obat yang telah ditimbang dan dikocok hingga homogen.
e.     Dimasukkan dalam wadah dan diberi etiket.
4.     Pembuatan jus nanas muda 10% b/v
a.     Disiapkan alat dan bahan.
b.     Dikupas kulit nanas
c.     Dicuci buah nanas tersebut
d.     Diiris-iris kecil dan ditimbang sebanyak 10 gram dengan menggunakan cawan porselin.
e.     Diblender dengan 100 ml aquadest.
f.      Dikeluarkan dan disaring, kemudian ampasnya dibuang.
g.     Hasil saringan/jus dimasukkan dalam wadah, diberi etiket.


5.     Penyiapan hewan uji
Hewan uji yang digunakan adalah mencit (Mus musculus) sebanyak 8 ekor (berpasangan) yaitu 4 jantan dan 4 betina. Mencit yang diambil adalah mencit yang berbadan sehat dengan berat badan ideal. Sebelum digunakan, mencit tersebut diadaptasikan dengan lingkungan selama 1-2 minggu.
6.     Perlakuan hewan uji
a.     Disiapkan alat dan bahan.
b.     Disiapkan hewan uji mencit (Mus musculus).
c.     Dipuasakan hewan uji mencit dan ditimbang.
d.     Dikelompokkan mencit betina menjadi 4 kelompok.
e.     Mencit I diberi Na.CMC 1%, mencit II diberi jus nanas 10% b/v, mencit III diberi suspensi mycroginon dan mencit IV diberi suspensi andalan.
f.      Digabungkan dengan mencit jantan dan setiap hari ditimbang berat badan dan diberi obat yang telah ditentukan selama 7 hari.
g.     Pada hari ke-8 dipisahkan mencit jantan dan mencit betina kemudian dibedah pada hari ke-10.
h.     Diamati ada tidaknya fetus pada mencit tersebut dan dihitung jumlah fetusnya.
i.       Dikumpulkan data dan dibahas.
j.       Disimpulkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Tabel Pengamatan
Tabel 1. Hasil pengamatan berdasarkan peningkatan BB mencit betina.
No
Perlakuan
Berat Badan (gram)
Hari I
Hari II
Hari III
Hari IV
Hari V
Hari VI
Hari VII
1
Na. CMC 1% b/v
27
30
28
29
27
28
27
23
25
25
26
27
27
28
25
25
26
26
27
27
28
2
Susp. Andalan
31
31
31
31
32
32
32
28
27
27
28
29
28
28
29
28
27
27
28
27
28
3
Susp. Mycrogynon
25
25
25
25
25
25
25
24
24
24
23
23
24
23
24
25
24
23
25
24
25
4
Jus Nanas Muda 10% b/v
31
30
31
31
31
32
33
29
28
28
27
27
28
29
30
30
29
29
28
28
29





Tabel 2. Data hasil jumlah fetus setelah pembedahan
Replikasi
N
Jumlah Fetus
Na. CMC 1% b/v
Susp. Andalan
Susp. Mycrogynon
Jus Nanas Muda 10%b/v
1
9
0
0
0
2
7
4
0
1
3
10
0
2
0
26
4
2
1
x
8,67
1,3
0,67
0,3










B.    Pembahasan
Fertilitas adalah pembentukan gamet yaitu perpaduan spermatozoa dari system reproduksi pria dengan ovum ( sel telur ) dari system reproduksi wanita.
Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya konsepsi atau kehamilan baik bersifat sementara maupun bersifat permanen. Kontrasepsi yang paling sering digunakan adalah kontrasepsi hormonal, salah satunya adalah pil monofosis. Pil ini mengandung 2 hormon estrogen seperti ethynilestradiol dan hormone progesteron seperti levonorgestrel. Estrogen terutama berkhasiat menekan sekresi FSH, progestagen khusus menghambat sekresi LH sehingga di pertengahan siklus tidak terjadi puncak, yang mutlak bagi ovulasi.
Pada percobaan ini selain pil KB yang digunakan, dilakukan pula perlakuan dengan menggunakan jus nanas mudah 10% b/v. Salah satu kandungan kimia buah nanas adalah enzim bromelain. Enzim ini menghambat pertumbuhan sel, sehingga jika dikonsumsi oleh orang hamil dapat menyebabkan keguguran, karena dapat menghambat pertumbuhan sel, sedangkan pada orang hamil sel terus berkembang.  
Pada percobaan ini dilakukan uji antifertilitas terhadap hewan uji mencit ( Mus musculus ) dengan menggunakan suspensi obat mikroginon dan suspense andalan  serta Na.CMC 1% b/v sebagai kontrol negatif.
Pengamatan antifertilitas setiap obat tersebut dapat diamati dengan memperlihatkan berat badan mencit kurang lebih selama  satu minggu kemudian dipisahkan. Selain itu dapat diamati pula dengan melakukan pembedahan pada hari ke 10 dan diamati jumlah fetus yang terbentuk.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan mengamati berat badan hewan uji, Terlihat berat badan pada hewan uji yang diberi suspensi Na.CMC 1%. Hewan uji yang diberi suspensi obat mikroginon berat badannya tetap dari hari pertama sampai hari ke- 7 yaitu berat badan 25 g, pada hewan uji yang diberi suspense andalan. Berat badan hewan uji meningkat pada hari ke- 5 yaitu berat badan l 32 g sampai hari ke- 7, sedangkan berat badan awal sampai hari ke- 4 yaitu 31 g, sedangkan hewan uji yang di beri jus nanas 10% berat badannya tidak tetap, pada hari ke-1,3,4,dan 5, adalah 31 g, hari ke-2 30 g, dan hari ke-6, dan 7, 32 g dan 33 g.
Pada pengamatan berdasarkan berat badan hewan uji yng diberi Na.CMC 1% berat badannya tidak stabil, sedangkan menurut literatur mencit hamil mengalami peningkatan berat badan. Hal ini embuktikan bahwa mencit tersebut tidak hamil, sedangkan ke-3 mencit yng diberi suspense   moikroginom sebanyak 1bat mikroginon, andalan  dan jus nanas 10% b/v berat badannya stabil, berarti mencit tersebut tidak hamil.
Selain pengamatan terhadap berat badan, juga dapat diamati jumlah fetus, hewan uji diberi suspense  Na.CMC 1% rata-rata jumlah fetusnya adalah 9, suspense adalah sebanyak 1 fetus pada suspense mikroginon sebanyak 1 fetus dan jus nanas tidak ada fetus.
Berdasarkan di analisis data terdapat perbedaan nyata antara Na. CMC 1% b/v dan jus nanas 10% b/v dengan susupensi mikroginon dan suspense andalan tidak memperhatikan perbedaan yang nyata begitupun antara suspense obat mikroginon dan suspense andalan tidak memperhatikan perbedaan yang nyata, begitupun antara suspense obat mikroginon dan suspense obat andalan.









BAB VI
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
 Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Obat yang mempunyai efek antifertilitas tinggi yaitu jus nanas 10% b/v kemudian suspensi mikroginon, selanjutnya suspensi andalan.
2 .Suspensi Na.CMC 1%  b/v memperlihatkan perbedaan yang nyata antara suspensi mikroginon, suspensi andalan dan jus nanas 10% b/v.
3       Suspensi mikroginon, suspensi andalan dan jus nanas 10% b/v          memperlihatkan perbedaan yang tidak nyata.
B.    SARAN
Kami sebagai praktikan mengharapkan bimbingan dalam praktikum maupun dalam pembuatan laporan.










STATISTIK DATA
Table hasil jumlah fetus setelah pembedahan
Replikasi N
Jumlah fetus
Jumlah
Na.CMC 1% b/v
Susp. Andalan
Susp. Mikroginon
Jus nanas 10% b/v
1
2
3
9
7
10
0
4
0
0
0
2
0
1
0
9
12
12
Σ
26
4
2
1
33
X
8,67
1,3
0,6
0,3
2,75
a.     Perhitungan derajat bebas (db)
db Total                  = Total banyaknya pengamatan – 1
                                    = (3 x 4) – 1
                                    = 12 – 1
                                    = 11
db perlakuan           = Banyaknya perlakuan – 1
                                    = 4 – 1
                                    = 3
db galat                  = db total – db perlakuan
                                    = 11 – 3
                                    = 8
b.     Perhitungan jumlah kuadrat (JK)
1.     Σ (Total)            = Σ (Y)
= (9)2  + (7)2  + (4)2  + (1)2  + (10)2 + (2)2
=  251
2.     Rata-rata            =
                          =
                          = 90,75
3.     Perlakuan            =
                          =
                          = 232,33 – 90,75
                          = 141,58
4.     Galat                  = Total – rata-rata – perlakuan
                          = 251 – 90,75 – 141,58
                          = 18,67
c.     Perhitungan derajat bebas (db)
db Total                   = total banyaknya  pengamatan – 1
                          = (3 x 4) – 1
                          = 12 – 1
                          = 11
db perlakuan            = banyaknya perlakuan – 1
                          = 4 – 1
                          = 3
db Galat                   = db Total – db perlakuan
                          = 11 – 3
                          = 8
d.     Perhitungan jumlah kuadrat total (KJT)
1.     Jumlah kuadrat perlakuan            =    
=  47,193
2.     Jumlah kuadrat Galat                  =
= 2,33
3.     Perhitungan nilai distribusi F
F hitung                                     =
=
= 20,5
Table Analisis varians (Anava)
Sumber variasi
Db
JK
JKT
Fh
F table
0,05
0,01
Rata – rata
Perlakuan
Galat
1
3
8
90,75
141,58
18,67
90,75
47,193
2,33
20,25*
4,97
7,50
Total
12
251
-




Ket             : * signifikan (Fh > Ft)
Statistik F dari apendiks daftar D adalah
               F α 0,05   = 4,07
               F α 0,01   = 7,50
F hitung disbanding Ftabel pada α = 0,05 – 0,01 adalah
               Fh* > Ft  α 0,05 – 0,01
               20,25* > 4,07 – 7,50
Ket             : Fh  = Faktor hitung
Ft   = F table
* = signifikan
Oleh F hitung lebih besar dari Ftabel berarti pengujian bersifat signifikan yang artinya ada perbedaan antar keempat perlakuan. Untuk mengetahui yang paling berpengaruh diantara perlakuan tersebut, maka digunakan uji Newman – keuls
                    Syi      =
=
=
= 0,88
Dari daftar E dalam apendiks dengan v = 8 dan α = 0,05 didapat :
P              :         2        :         3        :         4       
Rentang          :         3,26    :         4,04    :         4,53
Harga yang diperoleh dikalikan dengan 0,88 maka didapat rentang signifikan terkecil (RST) untuk tiap P sebagai berikut  :
P          :         2        :         3        :         4
RST      :         2,87    :         3,55    :         3,99
Dari data rata-rata perlakuan disusun mulai dari data sampai yang terbesar
Perlakuan    :             4        :         3        :         2        :         1
                   Jus nanas      sus.mikro        sus.and       Na.CMC1%
        Rata-rata     :            0,3               0,6               1,3               8,67
Langkah terakhir menghasilkan perbandingan antara perlakuan
        1 lawan 2        = 8,67 – 1,3  = 7,37 > 2,87          Signifikan
        1 lawan 3        =  8,67 – 0,6 = 8,07 > 3,55 Signifikan
        1 lawan 4        = 8,67 – 0,3  = 8,37 > 3,99          Signifikan
        2 lawan 3        = 1,3 – 0,6    = 0,7 > 3,55 Nonsignifikan
        2 lawan 4        = 1,3 – 0,3    = 1,0 > 3,99 Nonsignifikan
        3 lawan 4        = 0,6 -  0,3    = 0,3 > 3,99 Nonsignifikan          













DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006, Infertilitas, (Online), (http://acuh.wikia.com/wiki/infertilitas,
diakses 25 oktober 2011)
Anonim, 2007, Mencit, (Online), (http://id.m.wikipedia.org/wiki/mencit, diakses 20 oktober 2011)
Anonin, 2009, Nanas, (online), (http://pertanian.blogdetik. com/2009/03/05/ nanas-ananas-comosus-l-merr/, diakses 10 november 2001)
Anonim, 2009, Sari Buah Nanas Kaya Manfaat, (Online), (http://refanol dagdigdug. com/2009/02/nanas, diakses 12 november 2011)
Anonim, 2010, Pil KB Andalan, (Online), (http//www.dechacare.com /andalan-pil-kb-p543.html, diakses 9 november 2011)
Anonim, 2010, Obat Antifertilitas, (Online), (http://mlpcompany.blogspot. com /2010   /11/obat-anti -fertilitas.html, diakses 25 oktober 2011)
Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Gunawan, S.G dan Setiabudy, 2007, Farmakologi dan Terapi, Edisi 5. Gaya baru, Jakarta
Malole, M. B. M, 1989, Penggunaan  Hewan-hewan Percobaan Di Laboratorium, Institut Pertanian, Bogor
Tjay, T. H dan Raharja, K, 2007. Obat-obat Penting, Gramedia, Jakarta