|
|
|
BAB
I
PENDAHULUAN
Asam
(yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia
yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil
dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi protein
(ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima
pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa
dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat
(ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai). Asam umumnya
berasa masam, walaupun demikian, mencicipi rasa asam, terutama asam pekat,
dapat berbahaya dan tidak dianjurkan.(Anonim.2011)
Terdapat
tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius,
Bronsted-Lowry dan Lewis:
1. Arrhenius : menurut definisi ini, asam adalah suatu
zat yang meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+)
ketika dilarutkan dalam air. Definisi yang pertama kali dekemukakan oleh Svante
Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.
2. Bronsted-Lowry : asam adalah pemberi proton kepada
basa. Asam dan basa bersangkutan desebut sebagai pasangan asam-basa konjugat.
Bronsted dan Lowry secara terpisah mengemukakan definisi ini, yang mencakup
zat-zat yang tak larut dalam air.
3. Lewis : asam adalah penerima pasangan electron dari
basa. Definisi ini dapat mencakup asam yang tidak mengandung hydrogen atau
proton yang dapat dipindahkan, seperti besi (III) klorida. Definisi Lewis dapat
pula dijelaskan dengan teori orbital molekul. Secara umum, suatu asam dapat
menerima pasangan electron pada orbital kosongnya yang paling rendah dari
orbital terisi yang tertinggi dari suatu basa.
Adapun sifat umum yang dimiliki senyawa kimia glongan
ini adalah :
1. Dapat membentuk garam dengan NaOH dan NaHCO3
sedang fenol hanya membentuk garam dengan NaOH.
2. Berdasarkan rantai ikatan, maka golongan ini terdapat
dalam bentuk alifatis dan aromatis.
3. Bentuk alifatis umumnya mudah larut dalam air,
sedangkan bentuk aromatis larut dalam petroleum eter.
4. Asam alifatis dan aromatis ada yang ikut dengan uap
jika di destilasi uap, tetapi ada juga tidak larut.
(Tim Dosen UIT,2011)
Maksud percobaan ini
adalah untuk mengidentifikasi zat-zat terutama obat berupa sediaan kimiawi atau
sediaan galenis dalam bentuk tablet,
larutan, emulsi, salep, suppositoria atau bentuk sediaan lain yang berupa campuran
atau zat tunggal.
Adapun Tujuan
percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi obat-obat golongan asam dengan
analisa kualitatif.
Sedangkan Prinsip
percobaan ini adalah untuk menentukan suatu obat golongan asam dengan
menggunakan metode yang sesuai dan berdasarkan
reaksi spesifiknya ketika direaksikan dengan pereaksi tertentu.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Teori Umum
Salah satu senyawa golongan
senyawa obat yang banyak digunakan untuk pengobatan suatu penyakit adalah
senyawa obat yang termasuk dalam golongan asam.
Obat-obat yang termasuk
dalam golongan asam ini terdapat berbagai macam yang dibedakan berdasarkan
sifat fisika kimianya, identifikais berdasarkan reaksinya terhadap pereaksi
tertentu, cara pemisahan, sisa pemijaran, ataupun uap yang keluar pada saat
dipijarkan. ( Tim DosenKimia, 2010).
Adapun sifat umum yang
dimiliki senyawa kimia golongan ini adalah :
a. Dapat
membentuk garam dengan NaOH dan NaHCO3 sedangan fenol hanya membentuk
garam dengan NaOH.
b. Berdasarkan
rantai ikatan, maka golongan ini terdapat dalam bentuk alifatis dan aromatis.
c. Bentuk
alifatis umumnya mudah larut dalam air, sedangkan bentuk aromatis larut dalam
petroleum eter.
d. Asam
alifatis dan aromatis ada yang ikut dengan uap jika di destilasi uap, tetapi
ada juga tidak larut.
Berdasarkan sifat-sifat
tersebut, maka dapat dilakukan pemisahan golongan asam ini dengan cara :
1. Pemisahan
destilasi uap
Jenis
senyawa asam yang dapat dipisahkan dengan cara destilasi uap : Asam formiat,
Asam Benzoat, Asam asetat, Acetosal, salipyrin, dan asam sinamat.
2. Pemisahan
sisa destilat
Dipisahkan
dengan cara pengendapan, yaitu larutan diasamkan dengan asam asetat + Ca2+,
maka terbentuk endapan, endapan disaring dan diasamkan kembali.
a. Filtrat
+ 3 volume etanol terbentuk endapan, maka terdapat : Tatrat, Asam Sitrat, Asam
Suksinat, Asam Malat dan Asam Glikolat.
b. Filtrat
+ air kapur berlebih, maka terbentuk endapan. Misalnya : Asam Gallat dan Asam
Lemak.
B. Uraian
Bahan
1. Aquadest
(Farmakope Indonesia Edisi III, hal.
96)
Nama
Resmi : AQUA
DESTILLATA
Nama
Lain : Air
Suling
Rumus
Molekul : H2O
Berat
Molekul : 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak
berbau, tidak berwarna, tidak berasa.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup
baik.
2. Alkohol
(Farmakope Indonesia Edisi III, hal.
65)
Nama
Resmi :
AETHANOLUM
Nama
Lain :
Etanol, alkohol
Rumus Kimia : C2H6O
Pemerian :
Cairan tak berwarna,
jernih, mudah menguap
dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah terbakar dalam memberikan nyala
biru yang tidak berasap.
Kelarutan :
Sangat mudah larut dalam air, dalam
kloroform
P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,
terlindung dari cahaya, di tempat sejuk,
jauh dari nyala api.
K
/ P :
Zat tambahan
3. Asam
Klorida (Farmakope Indonesia Edisi III, hal. 53)
Nama
Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama
Lain :
Asam klorida
Rumus
Molekul : HCl
Berat
Molekul :
36,46
Pemerian :
Cairan tidak berwarna, berwarna,
berasap, bau merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau
hilang.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
K / P :
Zat tambahan
4. Asam
Nitrat (Farmakope Indonesia
Edisi III, hal 50)
Nama Resmi : ACIDUM NITRICUM
Nama Lain : Asam nitrat
Rumus
Molekul : HNO3
Berat
Molekul : 63,01
Pemerian : Cairan berasap, sangat korosif, bau khas,
sangat merangsang.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
5. Asam
Sulfat (Farmakope Indonesia Edisi
III, hal. 58)
Nama
Resmi : ACIDUM SULFURICUM
Nama
Lain :
Asam sulfat
Rumus
Molekul : H2SO4
Berat Molekul : 97,07
Pemerian :
Cairan kental seperti minyak, korosif,
tidak berwarna, jika ditambahkan kedalam air menimbulkan panas.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat
K
/ P :
Zat tambahan
6.
Aqua Brom (Mulyono, hal. 39)
Komposisi : Brom 10 mL dikocok dengan 500 mL aquadest.
Brom (Farmakope Indonesia Edisi
III, hal. 663)
Nama
Resmi :
BROMIDUM
Nama
Lain :
Brom
Rumus
Molekul : Br2
Berat
Molekul :
159,8
Pemerian : Cairan coklat kemerahan, berasap, korosif.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam pelarut
organik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
7.
CuSO4
(Farmakope Indonesia Edisi III, hal. 731)
Nama
Resmi : CUPRII SULFURICUM
Nama
Lain : Cupri sulfat, tembaga (II) sulfat
Rumus
Molekul : CuSO4
Berat
Molekul : 249,68
Pemerian : Prisma triklinik, atau serbuk hablur; Biru.
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian
gliserol P, sangat sukar larut dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
8. FeCl3 1 % (Mulyono, hal 44)
Komposisi :
FeCl3 5 gram
Aquadest
ad 500 mL
FeCl3 (Farmakope Indonesia
Edisi III, hal. 659)
Nama
Resmi : FERRI CHLORIDUM
Nama
Lain : Besi (III) klorida
Rumus
Molekul : FeCl3
Berat
Molekul : 162,2
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan, bebas berwarna
jingga dari garam hidrat yang telah terpengaruh oleh kelembaban.
Kelarutan : Larut dalam air, larutan beropalesensi
berwarna jingga.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya.
9.
Metanol
(Farmakope Indonesia Edisi III, hal.
706)
Nama Resmi : METHANOLUM
Nama Lain : Metanol
Rumus
Molekul : CH3OH
Berat Molekul : 32,04
Pemerian : Hablur Cairan tidak berwarna, jernih, bau khas.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, membentuk
cairan jernih tidak berwarna.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
10. NaOH (Farmakope Indonesia Edisi
III, hal. 412)
Nama
Resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama
Lain : Natrium hidroksida
Rumus
Molekul : NaOH
Berat
Molekul : 40
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau
keeping, kering eras, rapuh, dan menunjukkan suasana hablur, putih, mudah meleh
basah. Sangat alkalis dan korosif. Segera menyerap karbondioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam
etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
K
/ P :
Zat
tambahan
11. Pb Asetat (Farmakope Indonesia Edisi
III, hal. 503)
Nama
Resmi : PLUMBI ACETAS
Nama
Lain : Timbal asetat
Rumus
Molekul : Pb (CH3COO)2.3H2O
Berat
Molekul : 379,33
Pemerian :
Hablur
prisma monoklin, kecil, putih, transparan atau massa
hablur berat, bau cuka.
Kelarutan :
Larut dalam 2 bagian air, umumnya
beropalesensi, dalam 63 bagian etanol (95%) P dan dalam 2 bagian gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
K
/ P :
Adstringen
12. Zwikker (Tim Dosen UIT, 35)
Komposisi : CuSO4 10 % 4 mL
Piridin 1 mL
Air 5 mL
Piridin
(Farmakope
Indonesia Edisi III, hal. 722)
Nama
Resmi : PRIDOKSAL
Nama
Lain : Piridina
Rumus
Molekul : C5H5N
Pemerian :
Cairan jernih, tidak berwarna, bau
tidak enak, khas, higroskopik
Kelarutan :
Dapat bercampur dengan air, dengan
etanol (95%) P, dan dengan kloroform P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,
terlindung dari
cahaya.
K
/ P :
Keratolitikum
BAB III
METODE KERJA
A.
Alat
dan Bahan
1. Alat
yang digunakan
a. Aluminium
foil
b. Batang
pengaduk
c. Gegep
d. Gelas
Kimia
e. Gelas
Ukur
f. Handscum
g. Kertas
perkamen
h. Masker
i. Lap
halus
j. Lap
kasar
k. Pipet
tetes panjang / pendek
l. Rak
tabung
m. Sendok
tanduk
n. Sikat
tabung
o. Tabung
reaksi
p. Timbangan
analitik
2. Bahan
yang digunakan
a. Aquadest
b. Asetosal
c. AgNO3
d. Alkohol
e. Asam
Askorbat
f. Asam
Benzoat
g. Asam
Salisisilat
h. Asam
Sitrat
i. Asam
Tatrat
j. FeCl3
k. HCl
l. H2SO4P
m. Pereaksi
Fehling
n. Pereaksi
Zwikker
o. Resorsin
p. Tissue
B.
Prosedur
kerja
1. Uji
pendahuluan
a. Uji
Organoleptis
1. Disiapkan
alat dan bahan
2. Diambil
zat lalu dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi.
3. Diamati
bau, warna, bentuk dari sampel tersebut
b. Uji
Kelarutan
1. Disiapkan
alat dan bahan
2. Diambil
sampel lalu masukkan dalam tabung reaksi, kemudian dimasukkan dalam aquadest.
3. Diamati
kelarutan sampel.
2. Uji
dugaan
a. Disiapkan
alat dan bahan
b. Diambil
sampel lalu masukkan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan dalam aquadest.
c. Ditambahkan
pereaksi FeCl3
d. Diamati
perubahan warna yang terjadi
3. Uji Penegasan
a. Sampel A1
1. Disiapkan
alat dan bahan yang digunakan.
2. Diambil
sampel lalu masukan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan dalam aquadest.
3. Dipipet sedikit larutan stok dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan ditambah larutan iod maka warna iod hilang.
4. Dipipet sedikit larutan stok dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan ditambah pereaksi fehling maka terbentuk endapan.
5. Dipipet sedikit larutan stok dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan ditambah pereaksi FeCl3 terbentuk warna ungu hilang.
6. Dipipet sedikit larutan stok dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan ditambah pereaksi KMnO4 terbentuk endapan warna
putih.
b. Sampel A2
1. Disiapkan
alat dan bahan yang digunakan.
2. Diambil
sampel lalu masukan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan dalam aquadest.
3. Dipipet sedikit larutan stok dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan ditambah HNO3 P terbentuk warna ungu kemerahan,
kemudian ditambah NH4OH menjadi warna kuning.
4. Dipipet sedikit larutan stok dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan ditambah pereaksi brom maka terbentuk endapan putih.
5. Dipipet sedikit larutan stok dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan ditambah pereaksi zwikker B maka terbentuk endapan hijau.
6. Dipipet sedikit larutan stok dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan ditambah pereaksi FeCl3 dan dipanaskan terlihat
warna violet kemudian ditambah alkohol berubah warna menjadi coklat.
c. Sampel A3
1. Disiapkan
alat dan bahan yang digunakan.
2. Diambil
sampel lalu masukan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan dalam aquadest.
3. Dipipet sedikit larutan stok dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan ditambah pereaksi cuprifil maka terbentuk warna biru muda.
4. Dipipet sedikit larutan stok dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan ditambah pereaksi FeCl3 terbentuk warna kuning.
d. Sampel A4
1. Disiapkan
alat dan bahan yang digunakan.
2. Diambil
sampel lalu masukan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan dalam aquadest.
3. Dipipet sedikit larutan stok dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan ditambah pereaksi FeCl3 terbentuk warna kuning.
4. Dipipet sedikit larutan stok dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan ditambah pereaksi CuSO4 terbentuk warna kuning.
e. Sampel A5
1. Disiapkan
alat dan bahan yang digunakan
2. Diambil
sampel lalu masukan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan dalam aquadest.
3. Dipipet sedikit larutan stok dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan ditambah pereaksi H2SO4 P dan alkohol
maka tercium bau frambors.
4. Zat ditambah dengan Pb asetat dan dipanaskan akan
terbentuk Kristal didinding tabung reaksi.
5. Dipipet sedikit larutan stok dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan ditambah pereaksi FeCl3 terbentuk warna kuning
coklat. Jika ditambahkan lagi HCl maka terbentuk Kristal bentuk jarum pada
dinding.
f. Sampel A6
1. Disiapkan
alat dan bahan yang digunakan
2. Diambil
sampel lalu masukan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan dalam aquadest.
3. Dipipet sedikit larutan stok dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi lalu dipanaskan lalu ditambah pereaksi FeCl3 terbentuk
warna violet, kemudian ditambah asam, warna jadi hilang (bening).
4. Jika larutan zat ditambah H2SO4
P dan methanol tercium bau gandapura.
5. Dipipet sedikit larutan stok dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan ditambah pereaksi zwikker B maka terbentuk larutan berwarna
biru muda.
C.
REAKSI
a. Asam askorbat
CH2OH
CH2OH
H C OH +
FeCl3 H C OH + Fe3+ +
HCl
O O O
Cl Cl
b. Asam salisil
1) COOH Cl
OH + FeCl3 OH + Fe3+
Cl Cl
COOH
2) COOH COOH
OH + CuSO4 CO + H2SO4
c. Asam sitrat
CH2 CH3COOH
OH –
C – COOH + FeCl3 Cl –
C – COOH +
HCl + Fe3+
CH2
– COOH CH2 – COOH
d. Asam tatrat
COOH COOH
OH – C – OH + FeCl3 Cl – C
– OH + Fe(OH)3
OH – C – H OH – C – Cl
COOH COCl
e. Asam benzoate
COOH SO3 COOH SO3 COOH2H5
+ H2SO4 +
H2O + C2H5OH + H2O
COOH Cl COOH
+ FeCl3 + Fe3+
Cl Cl
f. Asetosal
O O
C - CH3
C - CH3Cl
COOH +
FeCl3 COOH
+ Fe3+
Cl Cl
g. Asam askorbat
CH2OH
COOH
H – C – OH + 2KMnO4 H – C –
OH + 2KOH
O O
O O
2MnO4
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A.
Tabel
pengamatan
1. Uji
pendahuluan
a. Uji
Organoleptis
No
|
Kode
sampel
|
Warna
|
Bau
|
Rasa
|
Bentuk
|
1.
|
A1
|
Putih kekuningan
|
Asam
|
Asam
|
Hablur
|
2.
|
A2
|
Putih
|
Tidak berbau
|
Tidak berasa
|
Serbuk
|
3.
|
A3
|
Putih
|
Tidak berbau
|
Asam
|
Kristal
|
4.
|
A4
|
Tidak berwarna
|
Tidak berbau
|
Asam
|
Kristal
|
5.
|
A5
|
Putih
|
Tidak berbau
|
Asam
|
Serbuk
hablur bentuk jarum
|
6.
|
A6
|
Tidak berwarna
|
Bau asam
|
Asam
|
Serbuk
halus
|
b. Uji
Kelarutan
No.
|
Kode
sampel
|
Pelarut
|
Kelarutan
|
1
|
A1
|
Aquadest
|
Larut
|
2
|
A2
|
Etanol
|
Larut
|
3
|
A3
|
Aquadest
|
Larut
|
4
|
A4
|
Aquadest
|
Larut
|
5
|
A5
|
Aquadest
|
Larut
|
6
|
A6
|
Etanol
|
Larut
|
2. Uji
Dugaan
No
|
Kode
sampel
|
Pereaksi
|
Perubahan Warna
|
Ket (Literatur)
|
1
|
A1
|
FeCl3
|
Kuning
|
+
|
2
|
A2
|
FeCl3
|
Ungu
|
+
|
3
|
A3
|
FeCl3
|
Kuning
|
+
|
4
|
A4
|
FeCl3
|
Kuning
|
+
|
5
|
A5
|
FeCl3
|
Kuning merah
|
+
|
6
|
A6
|
FeCl3
|
Ungu
|
+
|
Keterangan : ( + )
: Sesuai Literatur
( -
) : Tidak sesuai Literatur
3. Uji
penegasan
No
|
Kode
sampel
|
Pereaksi
yg ditambahkan
|
Warna
|
1
|
A1
|
Larutan iod
Fehling
FeCl3
KMnO4
|
Warna
iod hilang
Endapan
CH2O
Ungu
hilang
Endapan
putih
|
2
|
A2
|
HNO3 pekat + NH4OH
Bromata
Zwikker B
FeCl3
|
Ungu
kemerahan kuning
Endapan
putih
Endapan
hijau
Violet
coklat
|
3
|
A3
|
Cuprifil
FeCl3
|
Biru
muda
Kuning
|
4
|
A4
|
FeCl3
Cuprifil
|
Kuning
Biru
|
5
|
A5
|
H2SO4 P + Alkohol
Pb Asetat
FeCl3 + HCl
|
Bau
frambors
Kristal
Kuning
coklat Kristal bentuk jarum
|
6
|
A6
|
Larutan panas + FeCl3 + HCl
H2SO4 + Metanol
Zwikker B
|
Violet
hilang
Bau
gandapura
Biru
muda
|
B.
Pembahasan
Tujuan analisis kualitatif bahan
farmasi ini adalah untuk mengidentifikasi zat-zat terutama obat yang berupa
sediaan kimiawi atau sediaan galenik dalam bentuk bubuk, tablet, larutan,
emulsi, salep,suppositoria atau bentuk sediaan lain yang berupa campuran atau
zat tunggal.
Untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan suatu tahapan kerja yang sistemis sehingga dalam waktu yang
ditentukan semua dapat diselesaikan dengan tepat dan benar.
Pada percobaan golongan asam
dilakukan identifikasi terhadap 6 sampel yang berbeda, yaitu A1, A2, A3, A4, A5
dan A6. Identifikasi yang pertama dilakukan yaitu uji organoleptis dengan
mengamati warna, bau, bentuk, rasa dan kelarutan. Pada sampel A1 dan A6 bau
asam sangat tajam, sedangkan sampel A2, A3, A4 dan A5 tidak berbau, sedangkan
A1, A3, A4, A5 dan A6 berasa asam, sedangkan A2 tidak berasa. Sampel A2, A3 dan
A5 berwarna putih, A4 dan A6 tidak berwarna, sedangkan A1 berwarna putih
kekuningan. Sampel A1 berbentuk hablur, sampel A2 dan A5 berbentuk serbuk,
sampel A3 dan A4 berbentuk Kristal, sedangkan sampel A6 berbentuk serbuk hablur
berbentuk jarum. Kesemua sampel larut dalam air kecuali sampel A2 dan A6 larut
dalam etanol. Oleh karena itu, diduga A1 sebagai asam askorbat, A2 sebagai asam
salisilat, A3 sebagai asam sitrat, A4 sebagai asam tatrat, A5 sebagai asam
benzoate dan A6 sebagai asetosal.
Untuk meyakinkan hipotesa
dilakukan uji golongan dengan cara menambahkan FeCl3 pada setiap zat
yang sebelumnya telah dibuat larutan stok. Larutan stok A1, A3 dan A4
masing-masing ditambah pereaksi FeCl3 terbentuk warna kuning.
Larutan stok A2 dan A6 ditambahkan pereaksi FeCl3 terbentuk
warna ungu. sedangkan jika larutan A5 ditambah
pereaksi FeCl3 terbentuk warna kuning merah.
Untuk memperoleh identifikasi
yang lebih akurat dilakukan uji penegasan pada setiap sampel. Larutan stok A1
ditambahkan pereaksi iod maka warna iod akan hilang. Jika larutan stok A1
ditambahkan pereaksi fehling terbentuk endapan CH2O, sedangkan jika
ditambahkan pereaksi KMnO4 maka terbentuk endapan putih, maka zat
ini diidentifikasi sebagai asam askorbat.
Pada sampel A2 diidentifikasikan
sebagai asam salisilat maka dilakukan uji penegasan dengan cara larutan stok
ditambah HNO3 pekat terbentuk warna ungu kemerahan dan jika
ditambahkan lagi NH4OH terbentuk larutan warna kuning. Jika larutan
stok ditambahkan pereaksi bromata maka terbentuk endapan putih. Jika larutan
stok ditambahkan pereaksi zwikker, terbentuk endapan hijau. Jika larutan stok
ditambahkan FeCl3 dan dipanaskan terbentuk larutan berwarna violet
dan jika ditambahkan alkohol akan terbentuk larutan berwarna coklat.
Uji penegasan A3 dilakukan dengan
cara larutan stok A3 ditambahkan pereaksi cuprifil terbentuk larutan asam warna
biru muda, sedangkan jika larutan stok A3 ditambahkan pereaksi FeCl3
terbentuk larutan warna kuning, maka zat diidentifikasi sebagai asam sitrat.
Berdasarkan uji sebelumnya, A4
diduga sebagai asam laktat, maka dilakukan uji penegasan dengan cara larutan
stok ditambahkan FeCl3 terbentuk larutan berwarna kuning, sedangkan
larutan stok A4 ditambahkan dengan pereaksi CuSO4 maka terbentuk warna
biru, maka sesuai literatur A4 adalah asam tartrat.
Adanya uji pendahuluan dan uji
golongan, menduga bahwa asam adalah asam benzoat. Maka dilakukan uji penegasan
dilakukan dengan larutan stok ditambah H2SO4 pekat dan
alcohol maka tercium frambors. Jika larutan stok ditambah Pb asetat dan
dipanaskan terbentuk Kristal pada dinding tabung reaksi. Sedangkan jika larutan
stok ditambah FeCl3 dan HCl terbentuk Kristal bentuk jarum pada
dinding tabung reaksi. Maka A5 benar adalah asam benzoat.
Pada sampel A6 dilakukan uji
penegasan dengan cara larutan stok dipanaskan dan ditambah FeCl3
terbentuk larutan berwarna violet dan jika ditambah HCl warnanya akan hilang.
Jika gandapura. Sedangkan jika larutan stok ditambah pereaksi zwikker terbentuk
larutan berwarna biru muda. Maka zat ini diindentifikasi sebagai asetosal.
Berdasarkan percobaan diatas
terdapat ketidaksamaan dengan literatur disebabkan oleh hal-hal sebagai
berikut.
a. Alat yang digunakan tidak steril
b. Penambahan pereaksi telalu banyak atau terlalu
sedikit.
c. Kurang terampil meihat/menentukan perubahan warna.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis dan uji
kelarutan, uji dugaan dan uji penegasan dapat diketahui bahwa :
1. Sampel A1 adalah Asam Askorbat
2. Sampel A2 adalah Asam Salisillat
3. Sampel A3 adalah Asam Sitrat
4. Sampel A4 adalah Asam Tatrat
5. Sampel A5 adalah Benzoat
6. Sampel A6 adalah Asam acetil salisilat
B.
Saran
Kami
sebagai praktikan mengharapkan bimbingan dan arahan dalam praktikum dan pada
saat pemeriksaan laporan. Sebagai praktikan kami juga mengharapkan agar sarana
dan prasarana laboratorium dilengkapi demi kelancaran
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia
Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia : Jakarta.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia
Edisi IV.
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia : Jakarta.
Mulyono,HAM.2006.Membuat Reagen Kimia di
laboratorium.Bumi Aksara : Jakarta.
Tim Dosen. 2011. Penuntun Praktikum
Kimia Analisis. Universitas Indonesia Timur : Makassar.
SKEMA KERJA
1. Pembuatan larutan stok
ʘ C3 C3 ʘ C2 C2 ʘ C1 C1
ʘ C6 C6 ʘ C5 C5 ʘ C4 C4
2. Uji golongan
ʘ C6 ʘ C5 ʘ C4 ʘ C3 ʘ C2 ʘ C1 Fe Cl3
3. Uji
penegasan
KMnO4 FeCl3 Fehling ʘ iod ʘ C1
FeCl3 + Alkohol Zwikker Aq. Brom HNO3
P + NH4OH ʘ C2
FeCl3 Cuprifil ʘ C3
NaOH FeCl3 ʘ C4
HCl FeCl3 Pb.asetat Alkohol H2SO4
ʘ C5
Zwikker Metanol H2SO4 P HCl FeCl3 ʘ C6
FOTO PERLAKUAN
Uji Golongan
Keterangan
:
1. Rak tabung
2. Tabung reaksi
3. A3 (Asam Sitrat)
4. A3 (Asam Sitrat)
5. A1 (Asam
Askorbat)
6. A1 (Asam
Askorbat)
7. A2 (Asam
Salisilat)
8. A2 (Asam
Salisilat)
Keterangan
:
1. Rak tabung
2. Tabung reaksi
3. A4 (Asam
Tatrat)
4. A4 (Asam
Tatrat)
5. A5 (Asam
Benzoat)
6. A5 (Asam
Benzoat)
7. A6 (Asam Asetil
Salisilat)
8. A6 (Asetosal)
Perhitungan
Pereaksi
a. Besi (III) Klorida 1%
FeCl3 5 g
Aquadest ad 500 mL
Pereaksi =
= 0,01
b. Fehling
CuSO4.5H2O 34,66 g
Aquqdest 5 mL
Pereaksi =
= 6,932
c. Larutan Iod
Iodium 1 g
Aquadest 100 mL
Pereaksi =
=
0,01
d. CuSO4 10 %
Kupri Sulfat 1 g
Aquadest ad
100 mL
Pereaksi =
= 0,01
e. Zwikker
CuSO4 10 % 4
mL
Piridin 1 mL
Aquadest 5 mL
Pereaksi =
=
=
1 mL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar