Jumat, 06 Juli 2012

GOLONGAN BARBITURAT KFA


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar belakang
Dalam bidang analisis farmasi, identifikasi bahan baku yang digunakan sebagai bahan obat atau bahan bantu belum begitu banyak dilakukan. Yang banyak dilakukan adalah identifikasi anion ataupun kation yang merupakan bagian bahan obat, bahan baku,  bahan bantu dan sediaan untuk senyawa anorganik maupun senyawa organik, yang pada analisis kedua senyawa tersebut terdapat perbedaan-perbedaan yang penting.
Senyawa-senyawa anorganik pada umumnya merupakan senyawa ionik yang dapat ditentukan dengan suatu bagan tertentu, sedangkan senyawa organik umumnya terikat dalam ikatan kovalen, dan hingga sekarang belum ada suatu skema atau bagan yang dapat digunakan untuk melakukan identifikasinya.
 Tujuan analisis kualitatif bahan farmasi ini adalah untuk mengidentifikasi zat-zat terutama obat yang berupa sediaan kimiawi atau sediaan galenis dalam bentuk bubuk, tablet, larutan, emulsi, salep, suppositoria atau bentuk sediaan lain yang berupa campuran atau zat  tunggal.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu tahapan kerja yang sistematis sehingga dalam waktu yang telah ditentukan semua dapat diselesaikan dengan tepat dan benar
Adapun tahapan kerja tersebut meliputi:
1.  Pemeriksaan organoleptis seperti warna, bau, dan rasa.
2.  Penentuan sifat fisika seperti kelarutan, penentuan titik lebur, titik didih, indeks bias, kekentalan, bobot jenis, rotasi jenis, dan lain-lain.
3.  Penentuan unsur-unsur.
4.  Penentuan gugus fungsional.
B.  Maksud percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk menentukan cara analisis kualitatif terhadap obat-obat golongan barbiturat.
C.  Tujuan percobaan
Tujuan dari percobaan ioni adalah untuk menentukan cara cara analisis kualitatif terhadap obat-obatan golongan barbiturat.
D.  Prinsip percobaan
Prinsip percobaan ini adalah melakukan uji sesui dengan golongan obat untuk mengidentifikasi golongan barbituratb dengan menggunakan pereaksi spesifik ( FeCl3 ).



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.  Teori Umum
Asam Barbiturat adalah zat induk barbital-barbital yang sendirinya tidak bersifat hipnotik. Sifat ini baru nampak jika atom-atom hidrogen pada atom C 5 dari inti pirimidinnya digantikan oleh gugusan alkil atau aril. Barbital-barbital semuanya bersifat lipofil, sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam pelarut-pelarut non polar seperti minyak, kloroform dan sebagainya. Sifat lipofil ini dimiliki oleh kebanyakan obat yang mampu menekan SSP. Dengan meningkatnya sifat lipofil ini, misaInya dengan mengganti atom oksigen pada atom C 2 menjadi atom belerang, maka efeknya dan lama kerjanya dipercepat, dan seringkali daya hipnotiknya diperkuat pula. Barbiturat mempunyai inti hasil kondesasi etilester dan asam dietilmalonal dengan ureum. Rumus umum: R1, R2, R3, dan R4, adalah subtitusi-subtitusi yang menentukan struktur Barbiturat. Secara kimia, barbiturat merupakan derivat asam barbiturat. Asam barbiturat merupakan hasil reaksi kondensasi antara urea dengan asam malonat.




B.   Uraian Bahan
1.    Alkohol (FI Edisi II, hal 65)
Nama Resmi             : AETHANOLUM
Nama Lain                 : Etanol, Alkohol
Pemerian                   : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap
                                   dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas.
                                   Mudah terbakar dengan memberikan nyala
                                    biru yang tidak berasap.
Kelarutan                  : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P
                                   dan dalam eter P.
Penyimpanan          : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
                                  cahaya, di tempat sejuk, jauh dari nyala api.
            Kegunaan                 : Zat tambahan
2.    Aquadest (FI Edisi III, hal 96)
Nama Resmi             : AQUA DESTILLATA
Nama Lain                 : Air suling
            Rumus Molekul        : H2O
Berat Molekul           : 18,02
Pemerian                  : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
                                   mempunyai rasa.
Penyimpanan           : dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan                 : Sebagai pelarut.
3.    Barbital Natrium (FI Edisi III, hal. 104)
Nama Resmi             : BARBITALUM NATRICUM
Nama Lain                 : Barbital natrium
Rumus Molekul        : C8H11N2NaO3
Berat Molekul            : 206,2
Pemerian                   : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, pahit.
Kelarutan                  : Larut dalam 5 bagian air dan dalam 600 bagian
                                  etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam
                                  kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan           : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan                 : Hipnotikum, sedativum.
4.    Fenobarbital (FI Edisi III, hal. 481)
Nama Resmi             : PHENOBARBITALUM
Nama Lain                 : Fenobarbital, Luminal
            Rumus Molekul        : C12H12N2O3
            Berat Molekul           : 232,24
Pemerian                  : Hablur atau serbuk hablur, putih tidak berbau,
                                   rasa agak pahit.
Kelarutan                  : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam etanol
                                   (95%) P, dalam eter P, dalam larutan alkali
                                   hidroksida dan dalam larutan alkali karbonat.
Penyimpanan           : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan                 : Hipnotikum, sedativum.
5.    Heksobarbital (anonim, 2011)
Nama resmi               : HEKSOBARBITAL
Nama lain                  : Heksobarbital
Rumus kimia             : C12H11N2O3
Berat molekul            : 236,3
Pemerian                   : Bubuk kristal, putih tidak berbau, tak berasa
Kelarutan                   : Larut dalam etanol, aseton, eter, kloroform, tidak
                                   larut dalam air.
Kegunaan                : Obat bius
6.    Methoheksotital (Anonim, 2011)
Nama resmi               : METHEKSTITAL
Nama lain                  : Natrium methekstital
Penyimpanan           : Suhu kamar (15o – 35o C) terlindung dari cahaya
7.    Metylfenobarbital (Anonim, 2011)
Nama resmi               : METHYLFENOL BARBITAL
Nama lain                  : Metilfenolbarbital
Rumus kimia             : C13H14N2O3
Berat molekul            : 246,3
Pemerian                   : Bubuk kristal putih
Kelarutan                   : Larut dalam etanol, aseton, eter, kloroform, tak    
                                   larut dalam air
8.    Butabarbital (Anonim, 2011)
Nama resmi               : BUTABARBITALUM
Nama lain                  : Butabarbital
Berat molekul            : 235,23
Pemerian                   : Serbuk hablur putih
Kegunaan                 : Sedativum
















BAB III
METODE KERJA
A.   Alat dan Bahan yang digunakan
1.    Alat yang digunakan
a.    Batang pengaduk
b.    Bunsen
c.    Gelas kimia
d.    Gelas ukur
e.    Handscun
f.     Korek api
g.    Lap kasar dan lap halus
h.    Masker
i.      Ose bulat
j.      Rak tabung
k.    Sendok tanduk
l.      Sikat tabung
m.   Tabung reaksi
n.    Pipet tetes
2.    Bahan yang digunakan
a.    Alkohol
b.    Aquadest
c.    Barbital natrium
d.    Fenobarbital
e.    Label
f.     Tissue
g.    FeCl3
h.    Pereaksi Parry
B.     Cara Kerja
1.    Uji Organoleptis
a.    Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b.    Diambil sampel lalu diamati bentuk, warna, bau, serta rasanya.
c.    Dicatat hasil pengamatan.
2.    Uji Kelarutan
a.    Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b.    Diambil sampel dalam dua tabung reaksi. Pada tabung reaksi I diberi alkohol dan pada tabung reaksi II diberi aquadest.
c.    Diamati kelarutannya dan catat.
3.    Uji Pemijaran
a.    Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b.    Diambil ose bulat kemudian dicelupkan dalam H2SO4, setelah itu ose bulat dicelupkan dalam sampel.
c.    Dinyalakan bunsen, kemudian ose bulat diletakkan di api. Amati warna api yang terjadi.
d.    Dicatat hasil pengamatan.
4.    Uji Dugaan
a.    Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b.    Diambil sampel kemudian diberi pereaksi zwikker. Amati perubahan warnanya.
c.    Dicatat hasil pengamatan.
5.    Uji Penegasan
a.    Disiapkan alat dan bahanyang akan digunakan.
b.    Diambil sampel kemudian diberi pereaksi millon. Amati perubahan warna dan endapannya. Dipanaskan dengan bunsen, amati perubahannya.
c.    Ditambahkan lagi dengan pereaksi millon. Amati kembali perubahan warna dan endapannya.
d.    Dicatat hasil pengamatan.









BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A.   Table Pengamatan
1.    Uji Pendahuluan
Sampel
Warna
Bau
Rasa
Bentuk
B1
Putih
Tak berbau
Tak berasa
Serbuk hablur
B2
Putih
Tak berbau
Tak berasa
Serbuk hablur

2.    Uji Penegasan
Pereaksi
B1
B2
Parry
Zwikker
Biru tua
Ungu muda
Biru tua
Ungu

3.    Uji penegasan
Pereaksi
B1
B2
+ Fecl3
Merah coklat
Merah coklat


B.    Pembahasan
                 Kimia analisis merupakan salah satu cabang ilmu dimana dalam kimia farmasi analisis ini mencakup pengujian secara kualitatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi suatu sampel. Dalam bidang analisis farmasi identifikasi bahan baku yang digunakan sebagai bahan obat atau bahan bantu belum begitu banyak dilakukan, yang banyak dilakukan adalah identifikasi anion ataupun kation yang merupakan bagian bahan obat, bahan baku, bahan bantu dan sediaan untuk senyawa organik yang pada analisis kedua senyawa tersebut terdapat perbedaan-perbedaan yang penting.
                 Tujuan analisis kualitatif bahan farmasi ini adalah untuk mengidentifikasi zat-zat terutama obat yang berupa sediaan kimiawi atau sediaan galenis dalam bentuk bubuk, tablet, larutan, emulsi, salep, suppositoria atau bentuk sediaan lain yang berupa campuran atau zat tunggal. Untuk mencapai tahapan tersebut diperlukan suatu tahapan kerja yang sistematis sehingga dalam waktu yang telah ditentukan semua dapat selesai dengan tepat dan benar.
    


                 Adapun uji kualitatif terdiri dari 3 bagian yaitu:
1.      Uji organoleptis
                              Sebagian zat-zat kimia dapat dikenali dengan pengamatan inderawi atas romannya seperti warna, bau, rasa, bentuk, kelarutan.
2.    Uji golongan
Uji golongan bertujuan untuk mengidentifikasi sampel, untuk menentukan sampel tersebut masuk dalam golongan obat  tertentu.
3.      Uji penegasan
     Uji penegasan, setelah diketahui sampel yang di identifikasi termasuk golongan tertentu, kemudian dilajutkan dengan uji penegasan untuk mengetahui sampel tersebut mengandung zat kimia tertentu dengan penambahan pereaksi yang spesifik.
Pemeriksaan golongan barbital
Pada analisa  golongan barbital sampel yang digunakan adalah barbital natrium dan fenobarbital. Dari pengamatan yang dilakukan pada tabung I dengan penambahan pereaksi zwikker pada barbital natrium menghasilkan warna ungu kebiruan, pada tabung II setelah penambahan pereaksi millon menghasilkan warna endapan putih. Pada fenobarbital tabung I setelah penambahan pereaksi zwikker pada barbital natrium menghasilkan warna ungu kebiruan, pada tabung II setelah penambahan pereaksi millon menghasilkan warna endapan putih. Hasil yang di dapatkan sesuai dengan literatur.
Adapun faktor-faktor kesalahan dalam praktikum yaitu:
1.  Alat-alat yang digunakan kurang bersih.
2.  Sampel dan pereaksi yang digunakan sudah terkontaminasi.
3.  Banyaknya pereaksi yang digunakan tidak sebanding dengan banyaknya sampel.
4.  Ketidaktelitian dalam pengamatan warna.












BAB VI
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.    Barbital natrium + pereaksi zwikker menghasilkan larutan berwarna ungu kebiruan.
2.    Barbital natrium + pereaksi millon menghasilkan endapan putih.
3.    Fenobarbital + pereaksi zwikker menghasilkan larutan berwarna ungu kebiruan.
4.    Fenobarbital + pereaksi millon menghasilkan endapan putih.

B.   Saran
Kami sebagai praktikan mengharapkan bimbingan dari asisten selama berlangsungnya praktikum dan pembuatan laporan. Sarana dan prasarana laboratorium dilengkapi demi kelancaran praktikum.






DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Depkes RI: Jakarta.

Gandjar, G.I. Rahman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. PUSTAKA Pelajar : Yogyakarta.

Herman, J.R. 1955. Analisis Farmasi. Gadjah Mada Universitas Press : Yogyakarta.

Ralph J dan Joan S Fessenden. 2010. Dasar-Dasar Kimia Organik. Binarupa Aksara Publisher: Ciputat-Tanggerang.

Tim Dosen UIT. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Farmasi Analisis. Universitas Indonesia Timur: Makassar.






SKEMA KERJA

1.   Uji organoleptis
Sampel


 
Diamati bentuk, rasa, warna, bau


 
Dicatat pengamatan

2.   Uji kelarutan








 
 
                                                                                           
Aquades                                                                               Alkohol
                       B1+Etanol B2+Etanol    B1+Air  B2+Air
                                                                               
                                                           
Diamati kelarutannya

3.   Uji pendahuluan
             
                           














 
    parry                                                                                    zwikker
                       B1+parry    B1+zwikker  B2+parry B2+zwikker
                                                                                    
                                                                                                             
Diamati perubahan warna yang terjadi






4.   Uji penegasan
Sampel
           


 
                                                                                                FeCl3


 


                                          B1+FeCl3                         B2+FeCl3






 



Dikocok homogen


 


Diamati perubahan warna yang terjadi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar