BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Dalam bidang analisis farmasi, identifikasi bahan baku yang digunakan
sebagai bahan obat atau bahan bantu belum begitu banyak dilakukan. Yang banyak
dilakukan adalah identifikasi anion ataupun kation yang merupakan bagian bahan
obat, bahan baku, bahan bantu dan
sediaan untuk senyawa anorganik maupun senyawa organik, yang pada analisis
kedua senyawa tersebut terdapat perbedaan-perbedaan yang penting.
Senyawa-senyawa anorganik pada umumnya merupakan senyawa ionik yang
dapat ditentukan dengan suatu bagan tertentu, sedangkan senyawa organik umumnya
terikat dalam ikatan kovalen, dan hingga sekarang belum ada suatu skema atau
bagan yang dapat digunakan untuk melakukan identifikasinya.
Tujuan analisis kualitatif bahan
farmasi ini adalah untuk mengidentifikasi zat-zat terutama obat yang berupa
sediaan kimiawi atau sediaan galenis dalam bentuk bubuk, tablet, larutan,
emulsi, salep, suppositoria atau bentuk sediaan lain yang berupa campuran atau
zat tunggal.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu tahapan kerja yang
sistematis sehingga dalam waktu yang telah ditentukan semua dapat diselesaikan dengan
tepat dan benar
Adapun tahapan kerja tersebut meliputi:
1.
Pemeriksaan
organoleptis seperti warna, bau, dan rasa.
2.
Penentuan
sifat fisika seperti kelarutan, penentuan titik lebur, titik didih, indeks
bias, kekentalan, bobot jenis, rotasi jenis, dan lain-lain.
3.
Penentuan
unsur-unsur.
4.
Penentuan
gugus fungsional.
B. Maksud percobaan
Maksud dari percobaan ini
adalah untuk menentukan cara analisis kualitatif terhadap obat-obat golongan
barbiturat.
C.
Tujuan percobaan
Tujuan dari percobaan ioni
adalah untuk menentukan cara cara analisis kualitatif terhadap obat-obatan
golongan barbiturat.
D.
Prinsip percobaan
Prinsip percobaan ini
adalah melakukan uji sesui dengan golongan obat untuk mengidentifikasi golongan
barbituratb dengan menggunakan pereaksi spesifik ( FeCl3 ).
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Teori
Umum
Asam Barbiturat adalah zat induk barbital-barbital yang sendirinya tidak
bersifat hipnotik. Sifat ini baru nampak jika atom-atom hidrogen pada atom C 5
dari inti pirimidinnya digantikan oleh gugusan alkil atau aril.
Barbital-barbital semuanya bersifat lipofil, sukar larut dalam air tetapi mudah
larut dalam pelarut-pelarut non polar seperti minyak, kloroform dan sebagainya.
Sifat lipofil ini dimiliki oleh kebanyakan obat yang mampu menekan SSP. Dengan
meningkatnya sifat lipofil ini, misaInya dengan mengganti atom oksigen pada
atom C 2 menjadi atom belerang, maka efeknya dan lama kerjanya dipercepat, dan
seringkali daya hipnotiknya diperkuat pula. Barbiturat mempunyai inti hasil
kondesasi etilester dan asam dietilmalonal dengan ureum. Rumus umum: R1, R2,
R3, dan R4, adalah subtitusi-subtitusi yang menentukan struktur Barbiturat.
Secara kimia, barbiturat merupakan derivat asam barbiturat. Asam barbiturat
merupakan hasil reaksi kondensasi antara urea dengan asam malonat.
B. Uraian
Bahan
1.
Alkohol (FI
Edisi II, hal 65)
Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol,
Alkohol
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap
dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas.
Mudah terbakar dengan memberikan nyala
biru yang tidak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam
air, dalam kloroform P
dan dalam eter P.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya, di tempat sejuk, jauh dari nyala api.
Kegunaan : Zat tambahan
2. Aquadest (FI Edisi III, hal 96)
Nama Resmi :
AQUA DESTILLATA
Nama
Lain : Air suling
Rumus Molekul :
H2O
Berat
Molekul : 18,02
Pemerian : Cairan
jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pelarut.
3. Barbital Natrium (FI Edisi III, hal. 104)
Nama
Resmi : BARBITALUM NATRICUM
Nama
Lain : Barbital natrium
Rumus
Molekul : C8H11N2NaO3
Berat
Molekul : 206,2
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak
berbau, pahit.
Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air dan
dalam 600 bagian
etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam
kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah
tertutup baik.
Kegunaan : Hipnotikum, sedativum.
4. Fenobarbital (FI Edisi III, hal. 481)
Nama
Resmi : PHENOBARBITALUM
Nama
Lain : Fenobarbital,
Luminal
Rumus Molekul : C12H12N2O3
Berat Molekul :
232,24
Pemerian : Hablur
atau serbuk hablur, putih tidak berbau,
rasa agak pahit.
Kelarutan : Sangat
sukar larut dalam air, larut dalam etanol
(95%) P, dalam eter P, dalam larutan alkali
hidroksida dan dalam larutan alkali karbonat.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Hipnotikum, sedativum.
5. Heksobarbital (anonim,
2011)
Nama resmi :
HEKSOBARBITAL
Nama lain :
Heksobarbital
Rumus kimia :
C12H11N2O3
Berat molekul :
236,3
Pemerian :
Bubuk kristal, putih tidak berbau, tak berasa
Kelarutan : Larut dalam etanol, aseton,
eter, kloroform, tidak
larut dalam
air.
Kegunaan : Obat bius
6. Methoheksotital (Anonim,
2011)
Nama resmi :
METHEKSTITAL
Nama lain :
Natrium methekstital
Penyimpanan :
Suhu kamar (15o – 35o C) terlindung dari cahaya
7. Metylfenobarbital (Anonim,
2011)
Nama resmi :
METHYLFENOL BARBITAL
Nama lain :
Metilfenolbarbital
Rumus kimia :
C13H14N2O3
Berat molekul :
246,3
Pemerian :
Bubuk kristal putih
Kelarutan : Larut dalam etanol, aseton,
eter, kloroform, tak
larut dalam
air
8. Butabarbital (Anonim, 2011)
Nama resmi :
BUTABARBITALUM
Nama lain :
Butabarbital
Berat molekul :
235,23
Pemerian :
Serbuk hablur putih
Kegunaan :
Sedativum
BAB III
METODE KERJA
A.
Alat dan Bahan yang digunakan
1. Alat yang digunakan
a. Batang pengaduk
b. Bunsen
c. Gelas kimia
d. Gelas ukur
e. Handscun
f. Korek api
g. Lap kasar dan lap halus
h. Masker
i. Ose bulat
j. Rak tabung
k. Sendok tanduk
l. Sikat tabung
m. Tabung reaksi
n. Pipet tetes
2. Bahan yang digunakan
a. Alkohol
b. Aquadest
c. Barbital natrium
d. Fenobarbital
e. Label
f. Tissue
g. FeCl3
h. Pereaksi Parry
B.
Cara Kerja
1. Uji Organoleptis
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Diambil sampel lalu diamati bentuk, warna, bau,
serta rasanya.
c. Dicatat hasil pengamatan.
2. Uji Kelarutan
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Diambil sampel dalam dua tabung reaksi. Pada
tabung reaksi I diberi alkohol dan pada tabung reaksi II diberi aquadest.
c. Diamati kelarutannya dan catat.
3. Uji Pemijaran
a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b. Diambil ose bulat kemudian dicelupkan dalam H2SO4,
setelah itu ose bulat dicelupkan dalam sampel.
c. Dinyalakan bunsen, kemudian ose bulat diletakkan
di api. Amati warna api yang terjadi.
d. Dicatat hasil pengamatan.
4. Uji Dugaan
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Diambil sampel kemudian diberi pereaksi zwikker.
Amati perubahan warnanya.
c. Dicatat hasil pengamatan.
5. Uji Penegasan
a. Disiapkan alat dan bahanyang akan digunakan.
b. Diambil sampel kemudian diberi pereaksi millon.
Amati perubahan warna dan endapannya. Dipanaskan dengan bunsen, amati
perubahannya.
c. Ditambahkan lagi dengan pereaksi millon. Amati
kembali perubahan warna dan endapannya.
d. Dicatat hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A.
Table Pengamatan
1. Uji Pendahuluan
Sampel
|
Warna
|
Bau
|
Rasa
|
Bentuk
|
B1
|
Putih
|
Tak berbau
|
Tak berasa
|
Serbuk hablur
|
B2
|
Putih
|
Tak berbau
|
Tak berasa
|
Serbuk hablur
|
2. Uji Penegasan
Pereaksi
|
B1
|
B2
|
Parry
Zwikker
|
Biru tua
Ungu muda
|
Biru tua
Ungu
|
3.
Uji penegasan
Pereaksi
|
B1
|
B2
|
+ Fecl3
|
Merah coklat
|
Merah coklat
|
B.
Pembahasan
Kimia analisis merupakan salah satu cabang ilmu dimana dalam kimia
farmasi analisis ini mencakup pengujian secara kualitatif yang bertujuan untuk
mengidentifikasi suatu sampel. Dalam bidang analisis farmasi identifikasi bahan
baku yang digunakan sebagai bahan obat atau bahan bantu belum begitu banyak dilakukan,
yang banyak dilakukan adalah identifikasi anion ataupun kation yang merupakan
bagian bahan obat, bahan baku, bahan bantu dan sediaan untuk senyawa organik
yang pada analisis kedua senyawa tersebut terdapat perbedaan-perbedaan yang
penting.
Tujuan analisis
kualitatif bahan farmasi ini adalah untuk mengidentifikasi zat-zat terutama
obat yang berupa sediaan kimiawi atau sediaan galenis dalam bentuk bubuk,
tablet, larutan, emulsi, salep, suppositoria atau bentuk sediaan lain yang
berupa campuran atau zat tunggal. Untuk mencapai tahapan tersebut diperlukan suatu
tahapan kerja yang sistematis sehingga dalam waktu yang telah ditentukan semua
dapat selesai dengan tepat dan benar.
Adapun uji
kualitatif terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. Uji organoleptis
Sebagian
zat-zat kimia dapat dikenali dengan pengamatan inderawi atas romannya seperti
warna, bau, rasa, bentuk, kelarutan.
2. Uji golongan
Uji golongan bertujuan
untuk mengidentifikasi sampel, untuk menentukan sampel tersebut masuk dalam
golongan obat tertentu.
3. Uji penegasan
Uji
penegasan, setelah diketahui sampel yang di identifikasi termasuk golongan
tertentu, kemudian dilajutkan dengan uji penegasan untuk mengetahui sampel
tersebut mengandung zat kimia tertentu dengan penambahan pereaksi yang
spesifik.
Pemeriksaan golongan barbital
Pada
analisa golongan barbital sampel yang
digunakan adalah barbital natrium dan fenobarbital. Dari pengamatan yang
dilakukan pada tabung I dengan penambahan pereaksi zwikker pada barbital
natrium menghasilkan warna ungu kebiruan, pada tabung II setelah penambahan
pereaksi millon menghasilkan warna endapan putih. Pada fenobarbital tabung I
setelah penambahan pereaksi zwikker pada barbital natrium menghasilkan warna
ungu kebiruan, pada tabung II setelah penambahan pereaksi millon menghasilkan
warna endapan putih. Hasil yang di dapatkan sesuai dengan literatur.
Adapun
faktor-faktor kesalahan dalam praktikum yaitu:
1. Alat-alat
yang digunakan kurang bersih.
2. Sampel
dan pereaksi yang digunakan sudah terkontaminasi.
3. Banyaknya
pereaksi yang digunakan tidak sebanding dengan banyaknya sampel.
4. Ketidaktelitian
dalam pengamatan warna.
BAB VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Barbital
natrium + pereaksi zwikker menghasilkan larutan berwarna ungu kebiruan.
2. Barbital
natrium + pereaksi millon menghasilkan endapan putih.
3. Fenobarbital
+ pereaksi zwikker menghasilkan larutan berwarna ungu kebiruan.
4. Fenobarbital
+ pereaksi millon menghasilkan endapan putih.
B.
Saran
Kami
sebagai praktikan mengharapkan bimbingan dari asisten selama berlangsungnya
praktikum dan pembuatan laporan. Sarana dan prasarana laboratorium dilengkapi
demi kelancaran praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1979. Farmakope
Indonesia Edisi III. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Depkes
RI: Jakarta.
Gandjar, G.I. Rahman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. PUSTAKA Pelajar : Yogyakarta.
Herman, J.R. 1955. Analisis
Farmasi. Gadjah Mada Universitas Press : Yogyakarta.
Ralph J dan Joan S Fessenden. 2010. Dasar-Dasar Kimia Organik. Binarupa Aksara Publisher:
Ciputat-Tanggerang.
Tim Dosen UIT. 2010.
Penuntun Praktikum Kimia Farmasi Analisis. Universitas Indonesia Timur:
Makassar.
SKEMA
KERJA
1.
Uji organoleptis
Sampel
Diamati bentuk, rasa, warna, bau
Dicatat pengamatan
2.
Uji kelarutan
Aquades
Alkohol
B1+Etanol B2+Etanol B1+Air B2+Air
Diamati kelarutannya
3.
Uji pendahuluan
parry zwikker
B1+parry B1+zwikker B2+parry B2+zwikker
Diamati perubahan warna yang terjadi
4.
Uji penegasan
Sampel
FeCl3
B1+FeCl3 B2+FeCl3
Dikocok homogen
Diamati perubahan warna yang terjadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar