BAB
I
PENDAHULUAN
Dalam bidang analisis
farmasi, identifikasi bahan baku yang digunakan sebagai bahan obat atau bahan
bantu belum begitu banyak di lakukan. Yang banyak dilakukan adalah identifikasi
anion dan kation yang merupakan bagian bahan obat, bahan bantu dan sediaan
untuk senyawa an organik maupun senyawa organik, yang pada analisis kedua
senyawa tersebut terdapat perbedaan-perbedaan yang penting. (TIM Dosen UIT,
2011).
Senyawa-senyawa an
organik pada umumnya merupakan senyawa ionik yang dapat ditentukan dengan suatu
bagan tertentu, sedangkan senyawa
organik umumnya terikat pada ikata kovalen, dan hingga sekarang belum ada suatu
skema atau bagan yang dapat digunakan untuk melakukan identifikasi suatu senyawa.
(TIM Dosen UIT, 2011).
Tujuan analisis
kualitatif bahan farmasi ini adalah untuk mengidentifikasi zat-zat terutama
obat yang berupa sediaan kimiawi atau sediaan galenis dalam bentuk bubuk,
tablet, larutan, emulsi, salep, suppositoria, atau bentuk sediaan lain yang
berupa campuran atau zat tunggal. (TIM Dosen UIT, 2011).
Untuk mencapai tujuan
tersebut diperlukan suatu tahapan kerja yang sistematis sehingga dalam waktu
yang telah ditentukan semua dapat ditentukan dengan baik dan benar. (TIM Dosen
UIT, 2011).
Maksud percobaan
adalah untuk mengetahui cara analisis kualitatif terhadap obat-obat golongan
fenol.
Tujuan percobaan
adalah untuk menentukan cara anlisis kualitatif terhadap obat-obat golongan
fenol.
Prinsip percobaan
adalah berdasarkan perubahan warna yang terjadi pada golongan fenol setelah
penambahan pereaksi dengan cara analisa kualitatif.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Teori
Umum
Fenol yang disebut sebagai alkohol
aromatik mempunyai rumus struktur R-OH. Dimana pada alkohol (alkohol alifatik)
R adalah gugus alkil. Sedangkan perbedaan nya dengan fenol adalah gugus R nya
adalah gugus aril (Benzena yang kehilangan 1 atom H atau -C6H5)
.
Fenol (fenil alkohol) mempunyai
substituen pada kedudukan orto, meta atau para. Fenol berguna dalam sintesis
senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara.
Turunan senyawa fenol (fenolat) banyak terjadi secara alami sebagai
flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain. Contoh dari senyawa fenol
adalah eugenol yang merupakan minyak
pada cengkeh. Dengan rumus strukturnya:
B.
Uraian
Bahan
1. Aquadest
(FI Ed. III, hal. 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
BM : 18,02
Rumus molekul : H2O
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwrna,
tidak berasa, dan
tidak berbau
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
K/P : Zat tambahan
2. Alkohol
(FI Ed.III, hal 65)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Etanol, alkohol
Rumus melokul : C2H6O
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih,mudah menguap dan mudah bergerak, bau
khas, rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air,
dalam kloroform P dan dalam eter P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung
dari cahaya ditempat sejuk, jauh dari nyala
3. Asam
sulfat (FI Ed. III, hal 58)
Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM
Nama lain : Asam sulfat
BM : 98,07
BJ : 1,84
Rumus melokul : H2SO4
Pemerian :
Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak
berwarna, jika ditambahkan
kedalam air menimbulkan panas.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
K/P : Zat tambahan
4. Besi
(III) klorida (FI Ed.III, hal. 659)
Nama lain : Besi (III) klorida
Rumus molekul : FeCI3
Pemerian :
Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan,
bebas warna jingga dari gram
hidrat yang telah terpengaruh oleh kelembaban.
Kelarutan : Larut dalam air, larutan
beropalesensi warna jingga
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
5. D.A.B
HCl (FI Ed. III, hal.668)
Nama resmi : DIMETILAMINOBENZALDEHID
Nama lain : Dimetilminobenzaldehid, DAB
Rumus molekul : (CH3)2NC6H4CHO
Pemerian : serbuk hablur putih, atau
kuning pucat
Kelarutan : praktis tidak larut dalam
air, mudah larut dalam etanol (95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
K/P : Zat tambahan
6. Natrium
Hidrokida (FI Ed. III, hal.412)
Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama lain : Natrium hidroksida
Rumus molekul : NaOH
Pemerian :
Bentuk batang, butiran, massa hablur, atau
keping, kering, keras rapuh,
dan menunjukkan susunan hablur, puti mudah meleleh basa, sangat alkalis dan
korosif, segera menyerap karbondioksida
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air
dan etanol (95%)P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
K/P : Zat tambahan
7. Resorsin
(FI Ed. III, hal. 556)
Nama resmi : RESORCINOLUM
Nama lain : Resorsin
Rumus molekul : C6H6O2
Pemerian : Hablur terbentuk jarum atu
serbuk hablur, putih atau hamper putih, bau khas, rasa manis diikuti rasa
pahit.
Kelarutan : larut dalam 1 bagian air dan
dalam 1 bagian etanol (95%)P, larut dalam eter P, dalam gliserol P dan dalam
minyak lemak.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, dan terlindung dari cahaya
K/P :
Keratolitikum
8. Rivanol
(FI Ed. III, hal. 62)
Nama resmi : AETHACRIDINI LACTAS
Nama lain : Etakridina laktat, rivanol
Rumus molekul : C18H21N3O4H2O
Pemerian : Serbuk hablur, kuning, tidak
berbau, rasa sepat dan pahit
Kelarutan : Larut dalam 50 bagian air,
dalam 9 bagian air panas dan dalam 100 ml etanol (95%)P mendidih
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, dan
terlindung dari cahaya
K/P : antiseptikum ekstern
BAB
III
METODE
KERJA
A.
Alat
Dan Bahan
1.
Alat-alat
yang digunakan
a. Batang
pengaduk
b. Botol
pereaksi
c. Bunzen
d. Erlenmeyer
e. Gelas
kimia
f. Gelas
ukur
g. Gegep
h. Label
i. Lap halus
j. Lap
kasar
k. Masker
l. Ose
bulat
m. Pipet
tetes
n. Rak
tabung
o. Sendok
tanduk
p. Sikat
tabung
q. Tabung reaksi
2.
Bahan-bahan
yang digunakan
a. Alkohol
b. Aquadest
c. Asam
sulfat pekat
d. Asam
klorida pekat
e. Ammonia
f. Pereaksi
besi (III) klorida
g. Pereaksi
natrium hidroksida
h. Pereaksi
D.A.B HCl
i. Resorsin
j. Rivanol
B.
Prosedur
kerja
1. Uji
pendahuluan
a. Larut
dalam air, netral dingin + FeCl3 ----> warna-warna, + alcohol ----> warna
lemah atau hilang.
b. REAKSI
WARNA AZO
Zat + diazol A + Diazol B +
NaOH ----> merah prambos, dapat ditarik dengan eter/amil alcohol.
c. REAKSI
MARQUIS:
Zat dilarutkan dalam H2SO4 pekat + larutan formaldehid 0.1% - 1%
----> cincin warna (merah, coklat, jingga, ungu, hijau, dsb)
d. REAKSI
LIBERMAN:
Larutan pekat zat + reagen 4
kali banyak ----> warna lalu basahkan dengan NH4OH ----> warna, asamkan
dengan asam asetat ----> warna
(warna artinya spesifik
untuk masing-masing)
e. REAKSI
ALMEN:
Larutan fenol dalam air +
reagen MILLON ----> merah violet, lama-lama jadi lemah.
f. REAKSI
INDOFENOL:
Larutan alinin encer (0,01%)
+ sedikit ammonia + Na hypoklorit + fenol ----> hijau/hijau biru stabil,
pada pengasaman berubah menjadi merah.
g. REAKSI
KOREK API:
Batang korek api di celupkan
pada larutan zat dalam HCl encer ----> positif.
2. Uji
Penegasan Senyawa Fenol
a. THYMOL
1. Bau
spesifik, jika dipanasi meleleh
2. Dalam
air dingin tenggelam, dalam air panas mengapung.
a. Zat
+ FeCl3 ----> kuning tak jelas
b. Larutan
dalam Alc + FeCl3 ----> ungu kotor
c. Suspense
dalam air + NaOH ad alkali + sol jadi ----> merah ----> menggumpal keruh.
b. RESORCINOL
1. kristal
putih tak berwarna, bentuk jarum, rasa manis
2. Di
udara kena sinar matahari menjadi agak rose.
3. T.L
= 110 derajat selsius – 113 derajat selsius
4. Larut
dalam spiritus, air, eter, dan gliserin.
a. Zat
+ FeCl3 ----> ungu kotor kehitaman + NH4OH ----> kuning
coklat.
b. Zat
+ FeCl3 ----> ungu kotor kehitaman + HCl ----> kuning
c. Zat
dalam larutan AIC ----> flurosensi hijau kuning.
d. Zat
+H2SO4 pkt + lart
as. Tatrat ----> merah
e. Lart.
Zat + formalin 0,2 % + H2SO4 pkt melelui dinding tabung
----> cincin mereh.
f. Zat
+ fanacetin + H2SO4 ----> ungu merah.
c. GUAJACOLAT
1. Serbul
tak larut dalam air, larut dalam spir, gliserin.
2. Bau
spesifik
3. T.L
= 27,70 derajat celcius
a. Zat
+ maquis ----> merah violet
b. Zat
+ FeCl3 ----> biru ----> merah coklat.
c. Zat
+ H2SO4 + formaldhehida ----> violet
d. Zat
+ aq.brom ----> merah coklat
e. Zat
+ HNO3 ----> merah ----> jingga ----> kuning
d. KRESOL
1. Larutan
jernih, berwarna kuning mudah, coklat merah
2. Bau
spesifik T.L = 110 derajat celcius
a. Zat
+ FeCl3 ----> : biru violet (campuran)
1. Ortho
----> : ungu, biru keruh
2. Meta
----> : ungu keruh
3. Para
----> : biru keruh, putih
b. Zat
+ aq.brom:
1. Ortho
----> : putih
2. Meta
----> : putih
3. Para
----> : tak ada , kuning
c. Zat
+ marquis ----> merah
d. Zat
+ as pikrat ----> 0-kersol ----> Kristal jarum jingga kuning.
e. EUGENOL
1. Cairan,
bau minyak cengkeh
2. Tidak
larut dalam air, larut dalam etanol, gliserin, minyak lemak.
a. Zat
+ H2SO4 encer ----> merah + air ----> ungu keruh
b. Zat
+ FeCl3 ----> hijau mudah, keruh seperti susu ----> coklat mudah.
c. Zat
+ MILLON ----> coklat ungu.
f. P H
E N O L
1. Kristal
tak berwarna, higroskopis, atau berwarna kemerahan
2. Bau
spesifik, beracun, caustic
3. T.L
= 41 derajat celcius
4. Kelarutan
dalam air : 1:12
a. Zat
+ FeCl3 ----> ungu biru + spir. Berlebih ----> hilang
b. Zat
+ MILLON ----> merah ungu
c. Zat
+ indefenol ----> hijau biru stabil
d. Zat
+ larutan jenuh hexamine ----> Kristal jarum
g. RIVANOL
1. Kristal
kuning seperti jarum
2. Larut
dalam air
3. T.L
= 220 derajat celcius – 240 derajat celcius
a. Larutan
zat dalam air + H2SO4 encer ----> Kristal kuning seperti bintang.
b. Zat
+ NaOH ----> merah
c. Zat
+ DAB – HCl ----> merah jingga
d. Zat
+ H2SO4 encer + NaOH ----> merah karsen ungu.
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN
A.
Tabel
pengamatan
1. Uji
pendahuluan
Sampel
|
Warna
|
Bau
|
Rasa
|
bentuk
|
kelarutan
|
Resorsional
|
Coklat
mudah
|
Tidak
berbau
|
-
|
Keeping/
hablur
|
Larut
dalam etanol
|
Rivanol
|
Orange
|
Bau
khas
|
-
|
serbuk
|
Larut
dalam etanol
|
2. Uji
penegasan
Sampel
|
Pereaksi/perubahan
warna
|
Resorsinol
|
+
FeCl3/ ungu kotor kehitaman
+
NaOH/ -
|
+
FeCl3/ ungu kotor kehitaman
+
HCL/kuning
|
|
+
H2SO4 P / coklat bening
+
Larutan as. Tartrat/ tetap
|
|
Rivanol
|
+
NaOH/orange
|
+
H2SO4/orange, putih
+
NaOH/ orange susu
|
B.
Pembahasan
Analisa
farmasi merupakan ilmu yang digunakan untuk mengetahui jenis atau jumlah kadar
zat dalam suatu sampel, analisa ini sering digunakan untuk mengetahui kandungan
dari kadar suatu zat tertentu dalam produk obat yang beredar di pasaran.
Salah
satu cara untuk mengetahui ada tidaknya kandungan senyawa resorsin dan rivanol
maka dilakukan uji kualitatif. Pada uji kualitatif sebelumnya dilakukan uji organoleptis
yang meliputi bau, rasa, warna, dan bentuk serta kelarutan, sedangkan pada uji
golongan atau uji penegasan ditambahkan beberapa pereaksi spesifik pada sampel
tersebut.
Untuk
sampel resorsin, didapatkan hasil yang mana punya bau khas, warna coklat muda, tidak berasa,
berbentuk serbuk hablur, dan larut dalam air. Dimana jika direaksikan dengan FeCl3
mrnghasilkan warna ungu kotor kehitaman, bila ditambahkan NaoH tidak ada
perubahan pada sampel.dan apabila feCl3 di tambahkan HCL menghasilkan warna
kuning. Dari uraian tersebut sesuai dengan literature yaitu hasil uji dari
resorsin.
Untuk
sampel revanol, didapatkan hasil yang mana berbau khas, warna orange, tidak berasa,
berbentuk serbuk halbur, dan sukar larut dalam air. Dimana jika direaksikan
dengan H2SO4 pekat menghasilkan endapan putih Dimana jika direaksikan dengan
NaOH menghasilkan endapan orange. Dari uraian tersebut sesuai dengan literature
yaitu hasil uji dari rivanol.
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengamatan, antara lain:
1. Sampel
yang digunakan sudah agak lama.
2. Pereaksi
yang digunakan telah terkontaminasi .
3. Alat
yang digunakan tidak steril.
4. Kurang
teliti dalam melihat hasil reaksi yang diperoleh.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Resorsin
di tambahkan dengan FeCL3 menghasilkan
ungu kotor kehitaman, di tambahkan NaOH
tdk terjadi perubahan pada sampel
2.
Rivanol di tambahkan asam pekat menghasilkan
warna orange endapan putih, dan jika di tambahkan NaOH menghasilkan warna
orange susu
B.
Saran
Praktikan
sangat mengharapkan bimbingan dan arahan dari asisten dalam prktikum
berlangsung maupun dalam pengumpulan laporan.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas,
R. 1980. Analisis Kimia Farmasi. Lembaga Penerbitan Universitas
Hasanuddin : Makassar.
Dirjen
POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia : Jakarta.
Gandjar,
G. I.,Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar :
Yogyakarta.
Herman,
J. R. 1988. Analisis Farmasi. Gadjah Mada University Press :
Yogyakarta.
Tim
Dosen. 2009. Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Universitas
Indonesia
Timur : Makassar.
Tim
Dosen. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Farmasi Analisis. Universitas
Indonesia Timur : Makassar.
Tjay, T.H, 2002. Obat–Obat Penting EdisiV. Elex
Media Kompetindo. kelompok Gramedia : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar