Jumat, 06 Juli 2012

GOLONGAN FENOL KFA


BAB I
PENDAHULUAN

Dalam bidang analisis farmasi, identifikasi bahan baku yang digunakan sebagai bahan obat atau bahan bantu belum begitu banyak di lakukan. Yang banyak dilakukan adalah identifikasi anion dan kation yang merupakan bagian bahan obat, bahan bantu dan sediaan untuk senyawa an organik maupun senyawa organik, yang pada analisis kedua senyawa tersebut terdapat perbedaan-perbedaan yang penting. (TIM Dosen UIT, 2011).
Senyawa-senyawa an organik pada umumnya merupakan senyawa ionik yang dapat ditentukan dengan suatu bagan  tertentu, sedangkan senyawa organik umumnya terikat pada ikata kovalen, dan hingga sekarang belum ada suatu skema atau bagan yang dapat digunakan untuk melakukan identifikasi suatu senyawa. (TIM Dosen UIT, 2011).
Oval: 1Tujuan analisis kualitatif bahan farmasi ini adalah untuk mengidentifikasi zat-zat terutama obat yang berupa sediaan kimiawi atau sediaan galenis dalam bentuk bubuk, tablet, larutan, emulsi, salep, suppositoria, atau bentuk sediaan lain yang berupa campuran atau zat tunggal. (TIM Dosen UIT, 2011).
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu tahapan kerja yang sistematis sehingga dalam waktu yang telah ditentukan semua dapat ditentukan dengan baik dan benar. (TIM Dosen UIT, 2011).
Maksud percobaan adalah untuk mengetahui cara analisis kualitatif terhadap obat-obat golongan fenol.
Tujuan percobaan adalah untuk menentukan cara anlisis kualitatif terhadap obat-obat golongan fenol.
Prinsip percobaan adalah berdasarkan perubahan warna yang terjadi pada golongan fenol setelah penambahan pereaksi dengan cara analisa kualitatif.











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Teori Umum
Fenol yang disebut sebagai alkohol aromatik mempunyai rumus struktur R-OH. Dimana pada alkohol (alkohol alifatik) R adalah gugus alkil. Sedangkan perbedaan nya dengan fenol adalah gugus R nya adalah gugus aril (Benzena yang kehilangan 1 atom H atau -C6H5) .
Fenol (fenil alkohol) mempunyai substituen pada kedudukan orto, meta atau para. Fenol berguna dalam sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara.  Turunan senyawa fenol (fenolat) banyak terjadi secara alami sebagai flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain. Contoh dari senyawa fenol adalah eugenol  yang merupakan minyak pada cengkeh. Dengan rumus strukturnya:




Oval: 3
 
B.   Uraian Bahan
1.    Aquadest (FI Ed. III, hal. 96)
Nama resmi             : AQUA DESTILLATA
Nama lain                : Air suling
BM                             : 18,02
Rumus molekul      : H2O
Pemerian                 : Cairan jernih, tidak berwrna, tidak berasa, dan     
tidak berbau
Penyimpanan         : dalam wadah tertutup baik
K/P                            : Zat tambahan
2.    Alkohol (FI Ed.III, hal 65)
Nama resmi             : AETHANOLUM
Nama lain                : Etanol, alkohol
Rumus melokul      : C2H6O
Pemerian                 :  Cairan tak berwarna, jernih,mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.
Kelarutan                 : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P
Penyimpanan         : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari    cahaya ditempat sejuk, jauh dari nyala
3.    Asam sulfat (FI Ed. III, hal 58)
Nama resmi             : ACIDUM SULFURICUM
Nama lain                : Asam sulfat
BM                             : 98,07
BJ                              : 1,84
Rumus melokul      : H2SO4
Pemerian                 : Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak
berwarna, jika ditambahkan kedalam air menimbulkan panas.
Penyimpanan         :  dalam wadah tertutup rapat
K/P                            :  Zat tambahan
4.    Besi (III) klorida (FI Ed.III, hal. 659)
Nama lain                : Besi (III) klorida
Rumus molekul      : FeCI3
Pemerian                 : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan,
bebas warna jingga dari gram hidrat yang telah terpengaruh oleh kelembaban.
Kelarutan            : Larut dalam air, larutan beropalesensi warna jingga
Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup rapat


5.    D.A.B HCl (FI Ed. III, hal.668)
Nama resmi             : DIMETILAMINOBENZALDEHID
Nama lain                : Dimetilminobenzaldehid, DAB
Rumus molekul      : (CH3)2NC6H4CHO
Pemerian                 : serbuk hablur putih, atau kuning pucat
Kelarutan                 : praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam etanol (95%) P
Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup baik
K/P                            : Zat tambahan
6.    Natrium Hidrokida (FI Ed. III, hal.412)
Nama resmi             : NATRII HYDROXYDUM
Nama lain                : Natrium hidroksida
Rumus molekul      : NaOH
Pemerian                 : Bentuk batang, butiran, massa hablur, atau
keping, kering, keras rapuh, dan menunjukkan susunan hablur, puti mudah meleleh basa, sangat alkalis dan korosif, segera menyerap karbondioksida
Kelarutan                 : sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%)P
Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup baik
K/P                            : Zat tambahan

7.    Resorsin (FI Ed. III, hal. 556)
Nama resmi             : RESORCINOLUM
Nama lain                : Resorsin
Rumus molekul      : C6H6O2
Pemerian                 : Hablur terbentuk jarum atu serbuk hablur, putih atau hamper putih, bau khas, rasa manis diikuti rasa pahit.
Kelarutan                 : larut dalam 1 bagian air dan dalam 1 bagian etanol (95%)P, larut dalam eter P, dalam gliserol P dan dalam minyak lemak.
Penyimpanan        : Dalam wadah tertutup baik, dan terlindung dari cahaya
K/P                            : Keratolitikum
8.    Rivanol (FI Ed. III, hal. 62)
Nama resmi             : AETHACRIDINI LACTAS
Nama lain                : Etakridina laktat, rivanol
Rumus molekul      : C18H21N3O4H2O
Pemerian                 : Serbuk hablur, kuning, tidak berbau, rasa sepat dan pahit
Kelarutan                 : Larut dalam 50 bagian air, dalam 9 bagian air panas dan dalam 100 ml etanol (95%)P mendidih
Penyimpanan         : dalam wadah tertutup baik, dan terlindung dari cahaya
K/P                            : antiseptikum ekstern

















BAB III
METODE KERJA

A.   Alat Dan Bahan
1.    Alat-alat yang digunakan
a.    Batang pengaduk
b.    Botol pereaksi
c.    Bunzen
d.    Erlenmeyer
e.    Gelas kimia
f.     Gelas ukur
g.    Gegep
h.    Label
i.      Lap halus
j.      Lap kasar
k.    Masker
l.      Ose bulat
m.   Pipet tetes
n.    Rak tabung
o.    Sendok tanduk
p.    Sikat tabung
q.    Oval: 9Tabung reaksi
2.    Bahan-bahan yang digunakan
a.    Alkohol
b.    Aquadest
c.    Asam sulfat pekat
d.    Asam klorida pekat
e.    Ammonia
f.     Pereaksi besi (III) klorida
g.    Pereaksi natrium hidroksida
h.    Pereaksi D.A.B HCl
i.      Resorsin
j.      Rivanol
B.   Prosedur kerja
1.    Uji pendahuluan
a.    Larut dalam air, netral dingin + FeCl3 ----> warna-warna, + alcohol ----> warna lemah atau hilang.
b.    REAKSI WARNA AZO
Zat + diazol A + Diazol B + NaOH ----> merah prambos, dapat ditarik dengan eter/amil alcohol.
c.    REAKSI MARQUIS:
Zat  dilarutkan dalam H2SO4  pekat + larutan formaldehid 0.1% - 1% ----> cincin warna (merah, coklat, jingga, ungu, hijau, dsb)

d.    REAKSI LIBERMAN:
Larutan pekat zat + reagen 4 kali banyak ----> warna lalu basahkan dengan NH4OH ----> warna, asamkan dengan asam asetat ----> warna
(warna artinya spesifik untuk masing-masing)
e.    REAKSI ALMEN:
Larutan fenol dalam air + reagen MILLON ----> merah violet, lama-lama jadi lemah.
f.     REAKSI INDOFENOL:
Larutan alinin encer (0,01%) + sedikit ammonia + Na hypoklorit + fenol ----> hijau/hijau biru stabil, pada pengasaman berubah menjadi merah.
g.    REAKSI KOREK API:
Batang korek api di celupkan pada larutan zat dalam HCl encer ----> positif.
2.    Uji Penegasan Senyawa Fenol
a.    THYMOL
1.    Bau spesifik, jika dipanasi meleleh
2.    Dalam air dingin tenggelam, dalam air panas mengapung.
a.    Zat + FeCl3 ----> kuning tak jelas
b.    Larutan dalam Alc + FeCl3 ----> ungu kotor
c.    Suspense dalam air + NaOH ad alkali + sol jadi ----> merah ----> menggumpal keruh.
b.    RESORCINOL
1.    kristal putih tak berwarna, bentuk jarum, rasa manis
2.    Di udara kena sinar matahari menjadi agak rose.
3.    T.L = 110 derajat selsius – 113 derajat selsius
4.    Larut dalam spiritus, air, eter, dan gliserin.
a.    Zat + FeCl3 ----> ungu kotor kehitaman + NH4OH ----> kuning coklat.
b.    Zat + FeCl3 ----> ungu kotor kehitaman + HCl ----> kuning
c.    Zat dalam larutan AIC ----> flurosensi hijau kuning.
d.    Zat +H2SO4  pkt + lart as. Tatrat ----> merah
e.    Lart. Zat + formalin 0,2 % + H2SO4 pkt melelui dinding tabung ----> cincin mereh.
f.     Zat + fanacetin + H2SO4 ----> ungu merah.
c.    GUAJACOLAT
1.    Serbul tak larut dalam air, larut dalam spir, gliserin.
2.    Bau spesifik
3.    T.L = 27,70 derajat celcius
a.    Zat + maquis ----> merah violet
b.    Zat + FeCl3 ----> biru ----> merah coklat.
c.    Zat + H2SO4 + formaldhehida ----> violet
d.    Zat + aq.brom ----> merah coklat
e.    Zat + HNO3 ----> merah ----> jingga ----> kuning
d.    KRESOL
1.    Larutan jernih, berwarna kuning mudah, coklat merah
2.    Bau spesifik T.L = 110 derajat celcius
a.    Zat + FeCl3  ---->  : biru violet (campuran)
1.    Ortho ----> : ungu, biru keruh
2.    Meta ---->  : ungu keruh
3.    Para ---->   : biru keruh, putih
b.    Zat + aq.brom:
1.    Ortho ----> :     putih
2.    Meta ---->  :    putih
3.    Para ---->   : tak ada     , kuning
c.    Zat + marquis ----> merah
d.    Zat + as pikrat ----> 0-kersol ----> Kristal jarum jingga kuning.
e.    EUGENOL
1.    Cairan, bau minyak cengkeh
2.    Tidak larut dalam air, larut dalam etanol, gliserin, minyak lemak.
a.    Zat + H2SO4 encer ----> merah + air ----> ungu keruh
b.    Zat + FeCl3 ----> hijau mudah, keruh seperti susu ---->  coklat mudah.
c.    Zat + MILLON ---->     coklat ungu.
f.     P H E N O L
1.    Kristal tak berwarna, higroskopis, atau berwarna kemerahan
2.    Bau spesifik, beracun, caustic
3.    T.L = 41 derajat celcius
4.    Kelarutan dalam air : 1:12
a.    Zat + FeCl3 ----> ungu biru + spir. Berlebih ----> hilang
b.    Zat + MILLON ----> merah ungu
c.    Zat + indefenol ----> hijau biru stabil
d.    Zat + larutan jenuh hexamine ----> Kristal jarum
g.    RIVANOL
1.    Kristal kuning seperti jarum
2.    Larut dalam air
3.    T.L = 220 derajat celcius – 240 derajat celcius
a.    Larutan zat dalam air + H2SO4 encer ----> Kristal kuning seperti bintang.
b.    Zat + NaOH ---->     merah
c.    Zat + DAB – HCl ----> merah jingga
d.    Zat + H2SO4 encer + NaOH ----> merah karsen ungu.




BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A.   Tabel pengamatan
1.    Uji pendahuluan
Sampel
Warna
Bau
Rasa
bentuk
kelarutan
Resorsional
Coklat mudah
Tidak berbau
-
Keeping/ hablur
Larut dalam etanol
Rivanol
Orange
Bau khas
-
serbuk
Larut dalam etanol









Oval: 15
 
2.    Uji penegasan
Sampel
Pereaksi/perubahan warna



Resorsinol
+ FeCl3/ ungu kotor kehitaman
+ NaOH/ -
+ FeCl3/ ungu kotor kehitaman
+ HCL/kuning
+ H2SO4 P / coklat bening
+ Larutan as. Tartrat/ tetap

Rivanol

+ NaOH/orange
+ H2SO4/orange,    putih
+ NaOH/ orange susu










B.   Pembahasan
Analisa farmasi merupakan ilmu yang digunakan untuk mengetahui jenis atau jumlah kadar zat dalam suatu sampel, analisa ini sering digunakan untuk mengetahui kandungan dari kadar suatu zat tertentu dalam produk obat yang beredar di pasaran.
Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya kandungan senyawa resorsin dan rivanol maka dilakukan uji kualitatif. Pada uji kualitatif sebelumnya dilakukan uji organoleptis yang meliputi bau, rasa, warna, dan bentuk serta kelarutan, sedangkan pada uji golongan atau uji penegasan ditambahkan beberapa pereaksi spesifik pada sampel tersebut.
Untuk sampel resorsin, didapatkan hasil yang mana punya  bau khas, warna coklat muda, tidak berasa, berbentuk serbuk hablur, dan larut dalam air. Dimana jika direaksikan dengan FeCl3 mrnghasilkan warna ungu kotor kehitaman, bila ditambahkan NaoH tidak ada perubahan pada sampel.dan apabila feCl3 di tambahkan HCL menghasilkan warna kuning. Dari uraian tersebut sesuai dengan literature yaitu hasil uji dari resorsin.
Untuk sampel revanol, didapatkan hasil yang mana  berbau khas, warna orange, tidak berasa, berbentuk serbuk halbur, dan sukar larut dalam air. Dimana jika direaksikan dengan H2SO4 pekat menghasilkan endapan putih Dimana jika direaksikan dengan NaOH menghasilkan endapan orange. Dari uraian tersebut sesuai dengan literature yaitu hasil uji dari rivanol.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengamatan, antara lain:
1.    Sampel yang digunakan sudah agak lama.
2.    Pereaksi yang digunakan telah terkontaminasi .
3.    Alat yang digunakan tidak steril.
4.    Kurang teliti dalam melihat hasil reaksi yang diperoleh.




 







BAB  V
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1.    Resorsin di tambahkan dengan FeCL3  menghasilkan ungu kotor kehitaman, di tambahkan NaOH  tdk terjadi perubahan pada sampel
2.    Rivanol di tambahkan asam pekat menghasilkan warna orange endapan putih, dan jika di tambahkan NaOH menghasilkan warna orange susu
B.   Saran
                         Praktikan sangat mengharapkan bimbingan dan arahan dari asisten dalam prktikum berlangsung maupun dalam pengumpulan laporan.





Oval: 19
 
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, R. 1980. Analisis Kimia Farmasi. Lembaga Penerbitan Universitas                      Hasanuddin : Makassar.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan                      Republik Indonesia : Jakarta.
Gandjar, G. I.,Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar :                      Yogyakarta.
Herman, J. R. 1988. Analisis Farmasi. Gadjah Mada University Press :                     Yogyakarta.
Tim Dosen. 2009. Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Universitas                      Indonesia Timur : Makassar.
Tim Dosen. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Farmasi Analisis. Universitas                      Indonesia Timur : Makassar.
Tjay, T.H, 2002. Obat–Obat Penting EdisiV. Elex Media Kompetindo. kelompok Gramedia : Jakarta





Tidak ada komentar:

Posting Komentar