Rabu, 13 Februari 2013

JURNAL KFL GOL. ANTIBIOTIK (AMPICILIN)

ANALISIS KUANTITATIF GOLONGAN OBAT ANTIBIOTIK (AMPICILIN) DENGAN METODE IODOMETRI

ABSTRACK
In this experiment aims to determine the levels of ampicillin class antibiotics are using the appropriate method. The method used to measure the levels of ampicillin in ampicillin suspension preparation is iodometric method. In this method, the sample solution is titrated with a standard solution ampicillin Na2S2O3 0,01 N.

ABSTRACK
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar golongan obat antibiotik adalah ampicilin dengan menggunakan metode yang sesuai. Metode yang digunakan untuk mengukur kadar ampicilin dalam sediaan suspensi ampicilin adalah metode iodometri. Pada metode ini, larutan sampel ampicilin dititrasi dengan larutan baku Na2S2O3 0,01 N.


PENDAHULUAN
Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat kuman atau juga untuk pervensi infeksi, misalnya pada pembedahan besar. Secara profilaksis juga diberikan pada pasien dengan sendi dan klep jantung buatan, juga sebelum cabut gigi.
Lazimnya antibiotika dibuat secara mikrobiologi, yaitu fungi dibiakkan dalam tangki-tangki besar bersama zat-zat gizi khusus. oksigen atau udara steril disalurkan dalam cairan pembiakan guna mempercepat pertumbuhan fungi dan meningkatkan produksi antibiotiknya selesai diisolasi dari cairan kultur, antibiotik dimurnikan dan aktivitasnya ditentukan. (Tjay T, H. 2007)
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara penentuan kadar ampisilin dalam sediaan suspense kering dengan iodometri.
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui apakah kadar ampisilin yang terkandung di dalam sediaan suspensi kering memenuhi syarat seperti yang tertera dalam farmakope Indonesia.
Adapun prinsip dari percobaan ini adalah pemisahan cincin β lactam dengan penambahan alkali berupa NaOH menjadi asam-paraaminobenzil penisiloat menghasilkan penisilamin yang mereduksi iodium, maka kadar ampicilin dapat ditentukan.

TINJAUAN PUSTAKA
A.  Uraian Umum Golongan Obat Antibiotik
Antibiotika (L, anti : lawan, bios : hidup) adalah zat-zat yang dihasilkan oleh fungsi dan bakteri yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan oksisitas bagi manusia relative kecil. Turunan zat-zat ini yang dibuat secara semi-sintetis, juga termasuk kelompok ini. Begitu pula semua senyawa sintetis dengan khasiat antibakteri (Tjay. T.H. 2007).
B.  Uraian Tentang Ampicilin
Nama IUPAC  : Asam (2,5, 5, R, GR)6 C(R)-2-amino-2-fenilasetamido-3-dimetil-7 okso-4-ha-1-zobisiklo 3,2,0 heptana-2-2-karboksilat (69,534)
Nama Lain      : Ampisilina
Rumus Kimia  : C16H19N3O4S

R. Bangun      :



BM                : 349,41
Pemerian        : Serbuk hablur remik, tidak berbau, atau hampir tidak berbau, rasa pahit
Kelarutan        : Larut dalam 170 bagian air, praktis tidak larut dalam etanol 95% P
Khasiat          : Antibiotikum
Dosis             : oral 4 dd sehari 0,5-1 gram (gram – K atau trihidrat). Saluran kemih : 3-4 dd 0,5 gram, gonore : 1,35 gram ditambah probenesid 1 gram, difos-paratifus : 4 dd 1-2 gram selama 2 minggu
Pemberian      : rektal maupun secara i.m dan i.v
Farmakologi   : Kebanyakan penisilin diabsorbsi secara tidak lengkap. Semua penisilin melewati sawar plasenta, tetapi tidak satupun menimbulkan efek teratogenik. Penisilin G seperti yang ditunjukkan terjadi pada penderita gagal fungsi ginjal. Jalan utama ekskresi melalui sistem sekresi asam organik (tubulus) di ginjal.
Kontraindikasi   :       Untuk pasien yang hipersensitivitas terhadap amoxilin, penisilin, atau komponen lain dalam sediaan
Efek Samping  :       Hipersensitivitas, diare, nefritis, neurotoksisitas, gangguan fungsi pembekuan darah, toksisitas lain.
Mekanisme     : Penisilin Beta-laktam dapat membunuh bakteri yang sensitif. Penisilin menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba.
C.  Uraian Tentang Sediaan Suspensi
            Suspensi adalah sediaan cairan yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair (FI Edisi IV. Hal . 17)
Beberapa alasan bahan aktif diformulasi bentuk suspensi yaitu : beberapa orang sulit menelan obat bentuk tablet atau kapsul, sukar larut dalam air, dalam bentuk terlarut berasa pahit, lebih stabil secara kimia daripada bentuk terlarut, lebih siap secara biovaibilitas dari pada bentuk tablet atau kapsul.

D.   Uraian Tentang Metode Penetapan Kadar Ampicilin
Titrasi langsung/redoks (iodometri)
Dalam farmakope, titrasi iodimetri digunakan untuk menetapkan kadar asam askorbat, Na. Askorbat, Metampiron (antalgin), serta Natrium Tiosulfat dan sediaan injeksinya.
Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil daripada iodium. Vitamin C mempunyai potensi reduksi yang lebih kecil daripada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium.
METODE PRAKTIKUM
A.  Desain Praktikum
Praktikum kimia farmasi lanjutan “Penetapan Kadar Ampisillin” dalam sediaan suspense kering dilakukan secara Eksperimental
B.  Waktu Dan Tempat Praktikum
praktikum kimia farmasi lanjutan mengenai “Penetapan Kadar Ampisillin” dilaksanakna pada:
Hari/tanggal    : Senin, 28 januari 2013, pukul 14.00 WITA
Tempat          :         Laboratorium kimia farmasi, fakultas farmasi universitas Indonesia Timur, Makassar.

C.  Alat dan Bahan
1.   Alat-alat yang digunakan
a.   Batang pengaduk
b.   Botol
c.   Buret
d.   Erlenmeyer
e.   Gelas arloji
f.    Gelas kimia
g.   Gelas ukur
h.   Labu ukur
i.    Lap halus dan lap kasar
j.    Corong gelas
k.   Lumping
l.    Penangas air
m.  pH meter
n.   pipet tetes
o.   pipet volume
p.   sendok tanduk
q.   spektrofotometer
r.    statif
s.   stopwatch
t.    timbangan
2.   Bahan-bahan yang digunakan
a.   Aluminium foil
b.   Ampicilin
c.   Asam asetat
d.   Asam klorida 1,2 N
e.   Aquadest
f.    Iodium 0,01 N
g.   Kalium iodide
h.   Kanji 0,5 % b/v
i.    Label
j.    Natrium asetat
k.   Natrium hidroksida 1 N
l.    Natrium tiosulfat 0,01 N
m.  Tisu
D.  Metode Kerja
1.   Penyiapan Sampel
Dipilih ampisilin dry syrup yang ada di salah satu apotik yang ada didaerah Makassar.
Diambil ampisilin dry syrup 125 mg/5 mL, ditimbang ampsilin ± 500 mg secara seksama dan dilarutkan dengan aquadest 50 mL.
2.   Pembuatan Larutan Baku
a.   Pembuatan larutan baku Na2S2O3 0,01 N
Ditimbang Na2S2O3  2,482 g dimasukkan dalam gelas kimia dilarutkan dengan air bebas CO2 dan dimasukkan dalam labu ukur 1000 mL serta dicukupkan volumenya hingga tanda.
b.   Pembuatan indikator amylum 0, 5% b/v
Ditmbang kanji sebanyak 500 mg dan dilarutkan dengan aquadest 100 mL, dipanaskan pada penangas air selama ± 3 menit.
3.   Prosedur Kerja
a.   Titrasi blanko untuk perhitungan kesetaraannya
Dipipet 20 ml suspensi ampicilin (dari pengolahan sampel) dan dimasukkan ke dalam labu ukur. Kemudian ditambahkan 10 ml iodium 0,01 N dan 0,1 ml HCL 1,2 N. lalu dititrasi dengan Na2S2O3 0,01 N. pada saat mendekati titik akhir, ditambahkan 2 ml larutan indikator kanji 0,05% b/v dan titrasi dilanjutkan sampai warna biru hilang. Dan volume titrasi yang diperoleh digunakan untuk menghitung angka kesetaraan.
b.   Inaktivasi untuk penetapan angka kesetaraan
Pada 2,0 suspensi ampicilin dengan kadar 1,25 mg/ml ditambah 2 ml NaOH 0,1 N. Dicampur dengan menggunakan labu ukur, dibiarkan 15 menit ditempat gelap. Lalu ditambahkan 2 ml HCL dan 10,0 ml iodium 0,01 N. labu ditutup, dan di biarkan selama 15 menit. Selanjutnya dititrasi dengan Na2S2O3 0,01 N, pada saat mendekati titik aktif ditambahkan 2 ml larutan kanji, titrasi dilanjutkan hingga warna biru hilang.
c.   Titrasi blanko untuk perhitungan % kadar dan kesalahan sistemik
Dipipet larutan ampicilin sebanyak 2,0 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer, ditambahkan I2 0,01 N sebanyak 10,0 ml dan HCL 1,2 N sebanyak 1,0 ml. lalu dititrasi dengan larutan baku Na2S2O3 0,01 N hingga berwarna kuning pucat. Sebelum mendekati titik akhir ditambahkan 2,0 ml indikator 0,05% b/v hingga berwarna biru. Di lanjutkan sampai warna biru hilang. Dicatat volume titrasi dan hitung % kadar serta kesalahan sistemiknya.
d.   Titrasi inaktivasi untuk perhitungan % kadar dan kesalahan sistemik
Dipipet larutan sampel sebanyak 2,0 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Ditambah 2,0 ml NaOH 1 N, disimpan di tempat gelap selama 10 menit. Lalu ditambah lagi 2,0 ml HCL 1,2 N dan 10,0 ml I2 0,01 N dan disimpan kembali ditempat gelap selama 10 menit. Kemudian dititrasi dengan larutan baku Na2S2O3 hingga kuning pucat. Sebelum mendekati titik akhir titrasi ditambahkan 2,0 ml kanji 0,05% b/v hingga berwarna biru. Titrasi dilanjutkan hingga warna biru tepat hilang. Selanjutnya dicatat volume titrasi dan dihitung % kadar serta kesalahan sistemiknya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  TABEL PENGAMATAN
1.  Data berat penimbangan perhitungan angka kesetaraan
Berat penimbangan (g)
I
Berat sampel
0,5008

2.  Data perhtungan angka kesetaraan
Kadar mg/ml
Kadar teoritis mg/ml
Volume titrasi
Kesetaraan µg/mL
Blanko
(ml)
Sampel
(ml)
1,2
1,2419
18,8
12,4
383,7859

3.  Data berat penimbangan, perhitungan kada, kesalahan sistemik dan kesalahan acak secara iodometri
Berat penimbangan (g)
I
sampel
0,5008
4.  Data perhitungan kadar, kesalahan
sistemik dan kesalahan acak secara iodometri
Kadar mg/ml
Kadar teoritis mg/ml
Volume titrasi
Kadar terukur mg/ml
Kadar
%
Kesalahan sistemik
%
Balnko
(ml)
Sampel
(ml)
1,25
1,2419
19,4
12,5
1,3234
106,5
6,56

B.  Reaksi

C.  Perhitungan Penetapan Kadar
Berat penimbangan ampicilin = 0,5008
Pembuatan suspensi stock
            0,5008 gram dilarutkan dalam 50,0 ml aquadest
Kadar s.stock ampicilin   = 500,8 mg/50ml
                                      =10,016 mg/ml
Untuk kadar ampicilin 1,25 mg/ml
Dari suspensi stock ampicilin diambil 3,1 m
      Diencerkan dengan aq. ad 25,0 ml
Kadar10,016 mg/ml x   =1,2419 mg/ml
-     Perhitungan kesetaraan
     F =
P = 98,89% b/b     =        98,88 g/100 g
                        =   98,89 g/100.000 g
                        =   9,8889 x 10-4 g/mg
                        =   988,9 g/mg
-    Ampicilin 1,25 mg/ml
F   =  
        =    = 383,7859 g/ml
Jadi, 1 ml I2 setara dengan 383,7859 g/ml ampicilin
-     Perhitungan kadar ampicilin terukur secara iodimetri untuk kadar ampicilin 1,25 mg/ml. replikasi kadar suspensi stock ampicilin
Ampicilin =   x  (B-1)
              =   x x(19,4-12,5)
                  =   8,0650 x 0,1918 x 6,9
              =   10,6733
-     Untuk kadar ampicilin 1,25 mg/ml. Replikasi dari suspensi stock ampicilin diambil 3,1 ml kemudian diencerkan dengan aquadest ad 250 ml.
10,6773 x  = 1,3234
-     Perhitungan kadar secara iodimetri untuk kadar ampicilin 1,25 mg/ml replikasi
% kadar  =           x 100%
                  =           x 100%
                  =          106,56%
-     Kesalahan sistemik  =      100% - % kadar
                                   =      100% - 106,56%
                                  =      6,56%
D.  PEMBAHASAN
Metode iodometri digunakan untuk penetapan kadar sebagian besar senyawa antibiotic penisilin dan bentuk sediaannya yang tercantum dalam farmakope dan dititrasi iodometri merupakan metode yang paling sesuai.
Untuk penentuan kadar ampisilin juga dilakukan titrasi blanko sebagai pembanding.
Sebelum dititrasi inaktivasi, dilakukan titrasi untuk balnko, dengan cara dipepet 2,0 ml larutan sampel ditambahkan denagn 10,0 mL, I2 0,01 N dan 0,1 Ml HCl, selanjutnya ditirasi, sebelum titrasi mendekati ditambahkan indikator kanji 0,5 % b/v, kemudian titrasi dilanjutkan hingga biru hilang, larutan peniter yang digunakan sama, yaitu Na2S2O3 0,01 N. titrasi blanko ini sebagai pembanding.
Titrasi inaktivasi dilakukan dengan cara memipet larutan sampel sebanyak 2,0 mL dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahakan dengan NaOH 1 N sebanyak 2 mL, khasiat ampisilin itentukan oleh adanya struktur cincin beta laktamnya, oleh karena itu dipecah/dibuka dengan adanya alkali menjadi asam-paraamino benzil penisiloat, setelah penambahan NaOH disimpan ditempat gelap selama 20 menit untuk mempercepat terjadinya hidrolisis atau terjadinya reaksi. Juga bertujuan memberikan kesempatan kepada senyawa kotor untuk bereaksi nantinya dengan iodium,. Setelah itu ditambahkan dengan 2,0 mL HCl 1,2 N untuk mengubahnya menjadi penisilamin kemudian ditambah dengan 10,0 mL I2 0,01 N. penisilin inilah yang berikatan dengan iodium. Selanjutnya disimpan kembali ditempat gelap, sehingga reaksi lebih cepat terjadi. Kelebihan iodium kemudian dititrasi dengan Na2S2O3 0,01 N. perubahan warna yang diinginkan yaitu bening antara kuning ucat dan bening sulit untuk dibedakan maka dibutuhkan penggunaan indikator, sehingga berubah warna menjadi biru tua kemudian menjadi bening (biru hilang), dengan indikator kanji 0,05 % karena mudah ditekan oleh amylum.
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar ampicilin dry syrup yang diperoleh sebesar 106,46%. Hal ini sesuai farmakope Indonesia Edisi IV, yaitu ampicilin untuk suspensi oral mengandung sejumlah ampicilin (anhidrat atau trihidrat) setara dengan tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% C16H19N3O4S.
Tiap 10 ml I2 setara dengan 303,76 µg ampicilin dengan kesalahan sistemik yang diperoleh adalah sebesar 6,58%. percobaan ini dianggap berhasil karena kesalahan sistemiknya di bawah 10%.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Likuida. (http://ff.unair.ac. Id / emodule /farmasetika/likuida % zosuspensi. PDF). Diakses pada tanggal % februari 2013.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. DEPKES RI ; Jakarta.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. DEPKES RI ; Jakarta.
Dirjen POM. 2007.Pelayanan Informasi Obat. DEPKES RI ; Jakarta.
Gunawan, S, G. 2007. Farmakologi Dan Terapi. Universitas Indonesia : Jakarta.
Khopkar. S. M. 2008. Konsep Dasar kimia Analitik. UIP ; Jakarta.
Mycek. M. J. 2008. Farmakologi Ulasan Bergambar. EGC ; Jakarta.
Pratiwi. S. T. 2008. Mikrobiologi. Gramedia ; Jakarta.
Sudjadi. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar ; Yogyakarta.
Sudjadi dan Rohman Abdul. 2007. Analisis Kuantitatif Obat. Gadjah Mada Universitas Press ;Yogyakarta.
Tjay. T. H. 2008. Obat-obat Penting. Gramedia ; Jakarta.
SKEMA KERJA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar