ANALISIS KUANTITATIF GOLONGAN OBAT VITAMIN
(VITAMIN B1) DENGAN METODE ALKALIMETRI
ABSTRACT
In this
experiment aims to determine the levels
of the drug classes vitamin is vitamin B1
to use the appropriate method. The method used to measure the levels of vitamin B1 in tablet dosage vitamin
B1 is alkalimetry
method. In this
method, the sample solution is
titrated with a solution of vitamin
B1 pentiter 0.1 N
sodium hydroxide which is alkaline then the percent
level obtained is
98.39%.
ABSTRAK
Pada percobaan
ini bertujuan untuk mengetahui kadar golongan obat vitamin yaitu vitamin B1 dengan
menggunakan metode yang sesuai. Metode yang digunakan untuk mengukur kadar vitamin
B1 dalam sediaan tablet vitamin B1 adalah metode alkalimetri. Pada metode ini,
larutan sampel vitamin B1 dititrasi dengan larutan pentiter natrium hidroksida
0,1 N yang bersifat basa maka % kadar yang diperoleh adalah 98,39 %.
PENDAHULUAN
Kimia analitik adalah suatu disiplin yang merupakan
tulang punggung ilmu kimia dan tidak dapat diberikan dalam suatu bentuk bahan
studi yang saling terpisahkan dari ilmu kimia karena akan menurunkan kemampuan
analisis seorang peneliti. (Khopkar, 2010)
Kimia analitik melibatkan penggunaan sejumlah teknik
dan metode untuk memperoleh aspek kualitatif, kuantitatif dan informasi
struktur dari suatu senyawa obat pada khususnya dan bahan kimia pada umumnya.
Analisis kualitatif merupakan analisis yang melakukan identifikasi elemen,
spesies dan / atau senyawa – senyawa yang ada didalam sampel. Analisis
kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah (kadar) absolute atau
relatif dari suatu elemen atau spesies yang ada didalam sampel.
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk
mengetahui kadar vitamin B1 yang terdapat dalam tablet vitamin B1 secara
alkalimetri.
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk
mengetahui dan menentukan kadar vitamin B1 yang terdapat dalam tablet vitamin
B1 secara alkalimetri.
Adapun prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan
titrasi alkalimetri sampel yang bersifat asam dititrasi dengan larutan NaOH
yang bersifat basa.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
URAIAN
TENTANG GOLONGAN OBAT VITAMIN
Vitamin adalah komponen tambahan
makanan yang berperan sangat penting dalam gizi manusia. Vitamin sintetik
dipakai secara luas untuk menggantikan vitamin yang hilang dan untuk
mengendalikan rasa kandungan vitamin dalam makanan. (Deman, J., 1997)
Vitamin, pada umumnya dapat
dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu vitamin yang larut dalam lemak yakni
vitamin A, D, E, K; serta vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B dan
vitamin C. (Rohman dan Sumantri, 2007)
1. Vitamin
A (Retinol)
Vitamin A
ditemukan dalam minyak hati ikan dan berupa 3 – dehidroretinol. (Deman, J.,
1997)
2. Vitamin
D
Vitamin D
terdiri dari vitamin D2 dan vitamin D3. Vitamin D2 banyak terdapat dalam bahan
nabati, sementara vitamin D3 banyak terdapat pada minyak ikan. (Rohman dan
Sumantri, 2007)
3. Vitamin
E (Tokoferol)
Tokoferol
penting sebagai antioksidan dalam makanan, terutama dalam minyak tumbuhan.
(Deman, J., 1997)
4. Vitamin
K
Sumber vitamin
K yang baik adalah sayur berwarna hijau tua, kacang polong dan serealia. Produk
hewan mengandung sedikit vitamin K, kecuali hati babi yang merupakan sumber
yang baik. (Deman, J., 1997)
5. Vitamin
C (Asam L – askorbat)
Vitamin C
adalah vitamin yang paling tidak stabil dari semua vitamin dan mudah rusak
selama pemprosesan dan penyimpanan. Sumber utama ialah sayur dan buah. (Deman,
J., 1997)
6. Vitamin
B
Secara umum,
vitamin B1 berperan penting dalam metabolisme didalam tubuh, terutama dalam hal
pelepasan energi saat beraktivitas. Sumber utama vitamin B1 berasal dari susu,
gandum, ikan dan sayur – sayuran hijau. Vitamin B1 terdiri dari vitamin B1, B2,
B3, B5, B6, B7, B9 dan B12.
B.
URAIAN
TENTANG VITAMIN B1
Thiamin atau vitamin B1 merupakan gabungan dari
senyawa dengan cincin utama pirimidinnya dan senyawa dengan cincin utama
tiasol. Karena peranannya sebagai koenzim dalam metabolisme perantara dari asam
alfa- keto dan karbohidrat, maka tiamin terdapat pada hampir semua tanaman dan
hewan. Sayuran dan buah-buahan mengandung sedikit vitamin B1. Vitamin B1
terdapat dalam jumlah yang tinggi pada biji-bijian, terutama dalam bagian
kecambah dan bekatul padi. (Deman, J., 1997)
Vitamin B1 (thiamyne) adalah salah satu dari
macam vitamin yang mempunyai tingkat kestabilan yang kurang. Berbagai operasi
pengolahan makanan dapat sangat mereduksi kandungan vitamin B1 dalam bahan
pangan. Panas, oksigen, belerang dioksida, dan pH netral atau basa dapat
mengakibatkan perusakan vitamin B1 ini sedangkan cahaya tidak mengurangi vitamin
ini. Thiamin merupakan vitamin larut air yang stabil pada kondisi asam dan
tidak stabil dalam kondisi netral atau basa. pH optimumnya adalah pada 2-3. (Deman, J., 1997)
Vitamin B1
berfungsi untuk pengobatan defisiensi vitamin B1 pada kondisi : beri – beri,
wernicke’s encephalophyta syndrom, peripheral neuritis yang disertai dengan
kehamilan pecandu alcohol dengan komplikasi pada saraf sensor, penderita
kelainan metabolik. (PIO, 2009)
C.
ANALISA
VITAMIN B1
1.
Metode
Spektrofluorometri
Prinsip
kerja metode ini adalah tiamin dioksidasi oleh kalium heksasianofera (III) atau
kalium ferrisianida menghasilkan tiokrom, suatu senyawa yang berfluoresensi
biru. (Rohman dan Sumantri, 2007)
2.
Metode
Kolorimetri
Dasar
metode ini adalah pereaksi antara tiamin dengan 6 – aminotimol yang telah
didiazotasi. Hasil penguraian tiamin tidak menghasilkan warna dengan pereaksi
ini.
3.
Metode Alkalimetri
Prinsip
kerja dari metode ini adalah dengan adanya hidroklorida dalam tiamin
hidroklorida dapat dititrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N menggunakan indikator
brom timol biru.
4.
Metode
Titrasi Bebas Air
Prinsip
kerja dari metode ini adalah tiamin hidroklorida dalam asam asetat glasial
dapat dititrasi dengan asam perklorat dengan sebelumnya ditambah raksa (II)
asetat berlebihan.
5.
Metode
Argentometri
Argentometri
merupakan titrasi penentuan analit yang berupa ion halida dengan menggunakan
larutan standar perak nitrat (AgNO3). Penentuan kadar vitamin B1
dengan menggunakan metode ini karena adanya klorida dalam tiamin hidroklorida.
6.
Metode
Gravimetri
Prinsip kerja dari metode
ini adalah dengan cara mengendapkan larutan tiamin menggunakan asam
silikowolframat.
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
DESAIN
PRAKTIKUM
Praktikum dilakukan secara eksperimen
sederhana untuk menentukan kadar tiamin dalam tablet vitamin B1 dengan
menggunakan metode alkalimetri
B.
WAKTU DAN
TEMPAT
Praktikum dilaksanakan pada hari
senin tanggal 28 Januari 2013 pada jam 13.00 – selesai di Laboratorium Kimia
Farmasi, universitas Indonesia Timur, Makassar.
C.
ALAT DAN
BAHAN
1. Alat – alat yang digunakan
a. Batang
pengaduk
b. Buret
c. Corong
gelas
d. Erlenmeyer
e. Gelas
kimia
f. Gelas
ukur
g. Handscoon
h. Kompor
listrik
i. Labu
takar
j. Lumpang
k. Masker
l. Pipet
tetes
m. Sendok
tanduk
n. Stamper
o. Statif
p. Timbangan
analitik
2. Bahan – bahan yang digunakan
a. Aluminium
foil
b. Aquadest
c. Indikator
brom timol biru 0,04 %
d. Kertas
perkamen
e. Natrium
hidroksida 0,1 N
f. Tablet
vitamin B1
g. Tissue
D.
METODE KERJA
1. Penyiapan sampel
Pada percobaan
ini disiapkan 10 tablet vitamin B1 yang ditimbang satu per satu, dihitung bobot
rata – rata tiap tablet. Tablet digerus hingga halus lalu ditimbang sebanyak
400 mg.
2. Pembuatan larutan
a.
Pembuatan
larutan baku NaOH 0,1 N
Ditimbang NaOH sebanyak 2 gram lalu
dilarutkan dengan aquadest. Dimasukkan campuran tersebut ke dalam labu takar 500
ml dan cukupkan volumenya sampai tanda batas dan homogenkan.
b.
Pembuatan
larutan baku NaOH 0,01 M
Ditimbang NaOH sebanyak 0,004 gram
lalu dilarutkan dengan aquadest. Dimasukkan campuran tersebut ke dalam labu
takar 500 ml dan cukupkan volumenya sampai tanda batas dan homogenkan.
c.
Pembuatan
larutan indikator brom timol biru 0,04 %
Ditimbang brom timol biru sebanyak
100 mg lalu dilarutkan dengan NaOH 0,01 M sebanyak 16 ml lalu dihomogenkan.
Kemuadian diencerkan dengan aquadest sebanyak 2,34 ml sampai membentuk larutan.
d.
Pembuatan
pelarut air bebas CO2
Dipanaskan aquadest secukupnya yang
ditutup dengan aluminium foil sampai mendidih. Setelah mendidih, aluminium foil
dibuka.
3. Prosedur kerja
Ditimbang tiamin
hidroklorida sebanyak 400 mg lalu dilarutkan dengan 75 ml air bebas CO2.
Larutan dititrasi dengan NaOH 0,1 N menggunakan indikator brom timol biru 0,04
%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
TABEL
PENGAMATAN
Rep.
|
Volume
Sampel
|
Pembacaan Skala Buret
|
Volume Titrasi
(ml)
|
Rata – Rata
(ml)
|
|
Titik awal
|
Titik akhir
|
||||
1.
|
0,04 g
|
0 ml
|
13 ml
|
13 ml
|
11,67 ml
|
2.
|
0,04 g
|
13 ml
|
23 ml
|
10 ml
|
|
3.
|
0,04 g
|
23 ml
|
35 ml
|
12 ml
|
B.
REAKSI YANG
TERJADI
C.
PERHITUNGAN
PENETAPAN KADAR
1.
2. Mgrek
NaOH =
Mgrek zat uji
V
×
N =
mg / BE
11,67
×
0,1 =
mg / 337,27
1,167 =
mg / 337,27
mg =
337,27 × 1,167
=
393,59 mg
3.
4.
D. PEMBAHASAN
Alkalimetri adalah
analisis volumetrik yang menggunakan larutan baku basa untuk menentukan jumlah
asam yang ada. Alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion
hydrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa
untuk menghasilkan air yang bersifat netral.
Pada analisis kadar
vitamin B1 ditimbang kurang lebih 400 mg tiamin HCl kemudian dilarutkan dalam
75 ml aquadest bebas CO2. Kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N dengan
menggunakan larutan indikator brom timol biru 0,04 %, diamati hingga terjadi
perubahan dari jingga menjadi hijau kebiruan.
Berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan dengan pengolahan data diperoleh % kadar tiamin HCl adalah
98,39 % dan % kemurnian kadar tiamin HCl adalah 100,397 %. Hal ini sesuai
dengan syarat pada Farmakope Indonesia Edisi III yakni tidak kurang dari 98,0 %
dan tidak lebih dari 101,0 %.
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh % kadar
vitamin B1 adalah 98,39 % dan % kemurnian dalam tablet vitamin B1 adalah
100,397 %, dimana kadar tersebut sesuai dengan Farmakope Indonesia Edisi III
yaitu kadar tiamin hidroklorida tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari
101,0 %.
DAFTAR PUSTAKA
Deman,
John. 1997. Kimia Makanan. ITB :
Bandung
Depkes
RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.
Dirjen POM : Jakarta.
Depkes
RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.
Dirjen POM : Jakarta.
Depkes
RI. 2009. Pelayanan Informasi Obat.
Dirjen POM : Jakarta.
Gandjar,
I. G. 2009. Kimia Farmasi Analisis.
Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
Khopkar.
2010. Konsep Dasar Kimia Analitik.
University Indonesia Press : Jakarta.
Lachman,
Leon, dkk. 1994. Teori dan Praktek
Farmasi Industri 2. University Indonesia Press : Jakarta.
Rohman
dan Sumantri. 2007. Analisis Makanan.
Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. EGC
: Jakarta.
Watson,
David. 2009. Analisis Farmasi. EGC :
Jakarta.
SKEMA KERJA
persamaan reaksinya gimana ya?
BalasHapus